Trending Topic
Akademi Femina dan BRI Bagikan Tip Bikin Usaha Naik Kelas di Tahun 2025

7 Dec 2024

Kiri ke kanan: Zornia Harisantoso, CBO Femina; Fati Ramadhanti, MBusEc., Kepala Program Studi Ekonomi Bisnis Universitas Prasetiya Mulya; Kimberly Nasri, Co-Founder ELMER Soap, Perfumery & Gift. Foto: Ardi Arham

Peluang apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha di tahun 2025 nanti? Jenis usaha apa yang akan meraih cuan maksimal di tahun depan? Bagaimana mengupayakan bisnis tetap berjalan baik, bahkan naik kelas?

Pertanyaan-pertanyaan krusial ini dibahas dalam acara Founders' Meet Up yang diselenggarakan oleh Akademi Femina dan Wanita Wirausaha Femina didukung oleh Bank Rakyat Indonesia pada hari Kamis, 5 Desember 2024 di Wyl's Kitchen, Veranda Hotel, Jakarta.

Dalam acara yang dihadiri 35 para pelaku usaha yang tergabung dalam komunitas Wanita Wirausaha Femina, Fati Ramadhanti, MBusEc., Kepala Program Studi juga dosen S1 Ekonomi Bisnis Universitas Prasetiya Mulya dan Kimberly Nasri, Co-Founder ELMER Soap, Perfumery & Gift, membahas topik seru Tren Bisnis 2025: Bikin Usahamu Naik Kelas.
 
Para peserta serius menyimak paparan dari para pembicara. Foto: Ardi Arham
 
Dimulai dengan makan siang sekaligus ajang networking, acara yang berlangsung santai ini juga kaya ilmu. Para peserta pun antusias dan bertanya langsung kepada para narasumber untuk menimba ilmu lebih banyak soal peluang-peluang dorong usaha naik kelas di tahun depan.

"Dunia bisnis terus bergerak dinamis, menuntut kita selalu adaptif dan inovatif. Perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen juga telah mengubah lanskap bisnis secara drastis. Di tengah persaingan yang semakin ketat, kita sebagai wanita wirausaha terus dituntut berinovasi dan mengembangkan bisnis kita," ujar Zornia Harisantoso, Chief Brand Officer Femina, saat membuka acara. 

Pada sesi pertama, Fati memaparkan tentang Business Outlook 2025.  Lebih lanjut, Fati menekankan bahwa di tahun 2025 banyak kondisi global yang akan memengaruhi situasi ekonomi Indonesia, seperti ketegangan geopolitik, kebijakan moneter global, hingga stimulus besar-besaran dari Tiongkok.

Di lain sisi, kondisi dalam negeri juga akan banyak berpengaruh, seperti rekonfigurasi negara pasca-pemilu, kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah, termasuk wacana kenaikan PPN 12% yang tentunya akan berdampak pada peningkatan biaya hidup secara keseluruhan hingga menurunkan daya beli konsumen. 

Karena itu, menurut Fati, pelaku usaha harus dapat menerapkan strategi yang tepat di tahun 2025 guna menyasar konsumennya. Fati menyebutkan ada tiga strategi bisnis yang perlu dilakukan pelaku usaha untuk meningkatkan core value bisnis, yaitu: 
1/ Kemampuan untuk mengidentifikasi produk yang ditawarkan, pilih produk utama, eliminasi yang non-esensial.
2/ Strategi penetapan harga, dengan melihat kemampuan daya beli masyarakat.
3/ Membangun kemitraan dengan pelaku usaha lain.

 
Kesempatan untuk bertanya dan sharing dimanfaatkan para peserta dengan berbagai pertanyaan seputar peluang bisnis mereka di 2025.
Foto: Ardi Arham

Fati pun mengingatkan para wanita wirausaha agar selalu membaca profil konsumen dan peluang akses keterjangkauan oleh konsumen yang dituju. Seperti dijelaskan oleh Fati, ada 5 tren konsumen di 2025.

Pertama, video marketing masih menjadi kunci dalam mempromosikan brand atau produk. Survei menyebutkan, sekitar 42% konsumen melakukan pembelian melalui live streaming karena lebih mudah dipahami dan menghadirkan pengalaman berbelanja yang interaktif dan cepat. 

Kedua, pemasaran media sosial saat ini masih relevan namun harus ditingkatkan; terutama untuk pasar Gen Z (konsumen terbesar yang mendominasi pasar sekitar 26%) ketika media sosial tetap mengambil peran sebagai search engine. 

"Tambahkan authenticity misalnya, dengan menceritakan behind-the-scenes produk, menambahkan humor pada konten-konten media sosial, atau musik yang sedang hits untuk memberikan penerimaan produk yang lebih baik. Selain itu, pertimbangkan algoritma dan kuasai skill terkait, seperti analisis data dan pemanfaatan AI (artificial intelligence), untuk meningkatkan strategi pemasaran," saran Fati.

Ketiga, isu sustainability akan terus berlanjut di tahun 2025. Bahkan isu ini semakin menjadi perhatian di kalangan konsumen yang mulai sadar tentang konsep berkelanjutan.

Namun yang perlu diperhatikan, ketika suatu bisnis mengangkat isu lingkungan, ada pertanggungjawaban pada produk atau servis yang diklaim 'hijau' tersebut. Produk hijau yang ditawarkan harus memiliki bukti dampak yang konkret dan manfaat bagi kebutuhan konsumen. Hindari mengadopsi strategi yang dapat dianggap sebagai greenwashing (klaim produk berkontribusi ke lingkungan, padahal tidak).

Keempat, kesehatan dan well-being merupakan salah satu isu penting bagi konsumen; market size industri ini di Indonesia diproyeksi akan menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,4% pada tahun 2024-2032.

Kelima adalah unique experience dan personalisasi, karena konsumen kini mengedepankan pengalaman yang dipersonalisasi sesuai dengan preferensi. Gen Z adalah konsumen yang menghargai pengalaman unik dalam pilihan travel, kuliner dan entertainment
 
Founders' Meet Up jadi ajang bertemu, bertukar pikiran, dan berjejaring sesama wanita wirausaha untuk kolaborasi dan berbagi ide-ide baru.
Foto: Ardi Arham

Meski tantangan di tahun 2025 terlihat besar, Kimberly Nasri tetap optimistis. Wanita muda yang akrab dipanggil Kim ini melihat peluang bisnis di bidang kecantikan dan perawatan tubuh tetap menjanjikan. Kim bersama partnernya membangun usaha mereka pada masa pandemi, ketika melihat orang-orang memiliki rutinitas cuci tangan yang cukup tinggi.

"Produk pertama kami hand soap, dengan harapan dapat mendukung orang melakukan rutinitas cuci tangan dengan menyenangkan dan menenangkan," kisah Kim.

Kim pun sangat mengapresiasi kegiatan Founders' Meet Up yang digagas Akademi Femina dan Wanita Wirausaha Femina didukung oleh BRI ini, karena menurutnya salah satu keberhasilan usahanya bertahan dan berkembang hingga saat ini adalah berkat bertemu dan bertukar pikiran dengan sesama pebisnis. Dan acara seperti Founders' Meet Up menjadi wadah yang tepat untuk para pelaku usaha saling bertemu, bertukar pikiran, ide sekaligus berjejaring membuat kolaborasi baru.

"Ketika kami sebagai pemain startup dihadapkan pada perubahan-perubahan, seperti PPN naik maupun perubahan regulasi yang cukup berdampak ke usaha, yang paling membantu adalah berbincang dengan pebisnis lain," ungkap Kim. Pada kesempatan ini, Kim juga memberikan tip dan trik membuat hampers cantik sebagai inspirasi untuk para tamu undangan yang ingin meningkatkan personalitas pada produknya. 

Menutup sesi diskusi, Fati mengingatkan para pelaku usaha untuk tetap bertahan dalam usaha di tahun 2025. 

"Di tengah ketidakpastian dan tantangan dalam usaha, pasti ada peluang. Namun ketika ekonomi sedang tidak stabil, mengatur keuangan adalah hal yang sangat penting bagi pemilik usaha. Karena, bisnis yang bisa bertahan adalah yang dapat mengatur cash flow dengan baik."

Baca juga:
Unggul di Dimensi Data dan Kolaborasi, BRI Raih Penghargaan di Digital Banking Awards 2024
Pantang Sok Sibuk atau Jual Mahal, Pengusaha Pemula Wajib Tahu 5 Hal Ini!
Investasi Hijau, Cuan di Masa Depan Sambil Berkontribusi pada Lingkungan 

 

Laili Damayanti


Topic

#foundersmeetup, #BRIxWanwirfemina, #trenbisnis2025