Sex & Relationship
Pertimbangan Balik ke Mantan Supaya Hubungan Sukses

22 Jun 2016


Foto: Fotosearch
 
Ketika bertemu kembali dengan mantan pasangan, gejolak emosi bisa timbul lagi. Mungkin saja ada rasa sakit, penasaran, kangen, hingga deg-degan yang bercampur aduk. Tidak sedikit yang hatinya bertaut lagi dengan cinta lamanya karena terseret emosi. Jika sudah tersangkut cinta lama, apa yang harus diperhatikan agar tidak gagal lagi?

Rayuan Nostalgia
Ciuman hangat Cinta dan Rangga di penghujung film Ada Apa Dengan Cinta? 2 (2016) jadi penanda bahwa cinta lama bersemi kembali alias CLBK. Pertemuan tidak sengaja keduanya di Yogyakarta membuat hati Cinta dan Rangga, yang selama pacaran dulu menjalani hubungan jarak jauh Jakarta-New York, kembali bergetar.

Tanpa sadar, saat mata mereka saling bertaut, getar-getar rasa bahagia saat jatuh cinta dulu kembali menyerang hati. Cinta lupa pada rasa sakit hati yang menderanya saat Rangga melepaskannya karena belum siap berkomitmen jauh.

Air mata yang dulu tumpah memang sudah kering. Hatinya yang dulu terluka kiranya telah disembuhkan oleh waktu. Terjebak oleh kenangan cinta pertama jadi alasan kuat mengapa akhirnya Cinta memutuskan untuk meninggalkan Trian, tunangannya, dan memilih Rangga.

Meski terdengar klise, riset membuktikan bahwa ini bukan hal yang aneh. Dalam bukunya, Lost & Found Lovers, psikolog dari Amerika Serikat, Nancy Kalish, Ph.D, menulis bahwa saat cinta tidak bisa bersatu, kenangan bersamanya tetap tersimpan di dalam bank memori otak kita. Memori yang sarat emosi cinta, disimpan di dalam otak sebagai perasaan.

“Memori perasaan alam bawah sadar ini sangat sulit dihilangkan. Bahkan, pasien Alzheimer bisa saja melupakan nama orang yang dicintai, tapi tidak bisa melepaskan ingatan,  bagaimana perasaannya saat ia jatuh cinta dulu,“ ujar Ratih Pramanik, M.Psi dari lembaga konseling Personal Growth. Lebih spesifik lagi, menurut penelitian Nancy, yang paling membekas kenangannya adalah cinta pertama.

Bahkan, pada seseorang yang pernah dikhianati, kata Ratih, rasa cinta itu tidak pernah bisa benar-benar hilang. Yang terlintas saat mengingat mantan pasangan hanyalah masa-masa manisnya cinta. ”Makin lama berpisah, sakit hati yang pernah dirasa  makin memudar. Otak kita melakukan mekanisme perlindungan diri dengan menyembunyikan atau bahkan menghapus sedikit demi sedikit kenangan yang menyakitkan. Makanya, ada istilah ’waktu yang akan menyembuhkan’,” jelas Ratih.

Dalam bioskop, penonton bisa bertepuk tangan dan merasa lega dengan berlanjutnya kisah cinta antara Cinta dan Rangga. Namun, dalam dunia nyata yang terjadi bisa sebaliknya. Lebih sering kita jatuh cinta pada ilusi ketimbang realitas. Kembali pada cinta lama, pasti akan menuai reaksi orang di sekeliling kita. Apalagi jika dulu pisahnya tidak baik-baik, alias ada pihak yang tersakiti.

Jatuh cinta kepada orang baru atau orang lama, tetap namanya jatuh cinta. Memang, orang yang sedang dimabuk cinta, menurut Ratih, pikirannya tidak rasional. “Karena sensasinya begitu menyenangkan sehingga seluruh sel kita seolah menari-nari dan  fokus  pada pujaan hati. Maka, tidak heran jika peringatan dari teman dan keluarga hanya dianggap angin lalu saja,” ujarnya. Tidak hanya menyetir pikiran bahwa semuanya akan baik-baik saja dan mengabaikan alarm bahaya, kimia cinta juga bisa mengaburkan persepsi kita terhadap dirinya.

Padahal, belum tentu apa yang kita lihat dan kita bayangkan sesuai dengan kenyataan. “Bisa jadi ia tidak lagi seperti dulu, karena waktu bisa mengubah seseorang. Sejalan dengan bertambahnya usia dan pengalaman seseorang, baik dalam kehidupan sosial maupun pendidikan, maka cara pandang dan tingkah laku pun akan berubah,” kata Ratih, mengingatkan.  

Jika perubahan itu membuat hubungan kembali dengannya jadi lebih lancar, tentu patut disyukuri. Namun, jika perubahan itu membuatnya seperti ‘orang baru’, tentu butuh adaptasi lagi layaknya menjajaki seseorang yang baru lagi.  
 
Buat Komitmen Ulang

Kembali pada cinta lama bukanlah dosa, selama hubungan yang kembali terjalin justru menjadi ajang introspeksi diri dan lebih menguatkan hubungan. Hati memang tidak bisa berbohong. Jika pada akhirnya hati condong memilih kembali pada kekasih lama, maka harus diingat juga ada nilai plus dan minus dalam menjalin kembali cinta lama.

Ratih menjelaskan, ibarat memulai perjalanan, saat menjalin hubungan kembali dengan mantan pasangan, kita sudah melewati beberapa fase dalam relationship. Masa penjajakan awal atau pengenalan mengenai siapa dirinya dan apa kebiasaannya, yang disukai dan tidak disukai, mungkin sudah kita pahami benar sehingga bisa kita skip.

Jika pacarannya sudah lama, tentu kita juga sudah mengenal baik orang tua, saudara kandung, dan bahkan keluarga besarnya. Proses penjajakan ulang dengan keluarganya juga diharapkan bisa lebih cepat. Bonding dengannya juga sudah terjalin layaknya saudara. Ini adalah nilai plus dari CLBK.

Tidak mengherankan jika banyak pasangan, terutama yang sudah berumur dan siap menikah, memilih kembali kepada mantan pasangannya daripada mencari pacar baru. Alasannya: sudah capek, malas cari-cari lagi, atau malas penyesuaian lagi.  

Pada masa penjajakan ulang itu, kita juga perlu memikirkan kembali apa penyebab dulu berpisah. Jika dulu putus karena faktor eksternal, misalnya usia masih terlalu muda, atau karena harus melanjutkan sekolah/bekerja di lain kota atau lain negara, dan sebab-sebab lain yang tidak terlalu prinsip, mungkin akan mudah untuk menerima kembali satu sama lain.   

Namun, jika dahulu putus karena tersandung karakternya, beda lagi ceritanya. “Satu hal yang perlu kita ingat, karakter seseorang tidak akan banyak berbeda dari masa lalu. Misalnya, apabila dahulu ia sering berbohong, maka kemungkinan ia akan terus berbohong juga masih cukup besar. Atau misalnya, ia sangat senang menjadi pusat perhatian, setelah berpisah bertahun-tahun pun dalam dirinya tetap ingin menjadi pusat perhatian,” ujar Ratih, mengingatkan.

Banyak kisah cinta kandas karena kehadiran orang ketiga. ”Khusus untuk yang putus karena perselingkuhan, perlu ditelaah kembali apa yang menjadi dasar terjadinya perselingkuhan tersebut. Jika kekasih memang punya bakat tidak setia alias mudah tergoda lawan jenis, tentunya ini jadi alarm yang harus didengarkan. Sebab, bukan tidak mungkin perselingkuhan akan berulang,” kata Ratih. Jika akhirnya tetap mau merajut kembali cinta lama, harus siap dengan kemungkinan terjadinya perselingkuhan lagi, kecuali memang kekasih benar-benar menyesali perbuatannya dulu.

”Kita juga harus mempertanyakan pada diri sendiri apakah masih bisa percaya padanya? Jika ragu, sebaiknya lupakan saja menjalin hubungan kembali dengannya,” pesan Ratih. Memang tidak ada yang pasti dalam cinta. Cinta bukanlah perhitungan matematis. Kemungkinan tersandung perselingkuhan bisa terjadi pada siapa pun. Namun, bagaimanapun, tidak ada salahnya mencoba kembali, terutama jika keduanya memang masih saling cinta dan merindukan.

Ratih menyarankan, hal yang perlu menjadi perhatian ketika memutuskan kembali kepada pacar yang pernah berselingkuh adalah saling menutup buku dan jangan pernah lagi mengungkit kesalahan masa lalu. Sebab, hubungan yang tidak dilandasi kepercayaan dan terus mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu, akan seperti duri dalam daging. Menjengkelkan dan sakit menusuk.

Selain itu, keberadaan media sosial berperan besar dalam menyambungkan silaturahmi teman-teman lama, tidak terkecuali mantan pasangan. Komunikasi yang kembali terjalin secara intens bukan tidak mungkin menyalakan kembali api asmara yang pernah padam. Jika keduanya masih sama-sama lajang, tentu tidak jadi soal. Lain halnya jika masing-masing sudah berkeluarga. Menyambung emosi kembali dengan mantan pacar bisa jadi bencana.

”Sebetulnya tergantung masing-masing orang. Ada yang cuek dan bisa menganggapnya seperti teman biasa, ada juga yang kepo, ingin tahu banget kehidupan  mantan pasangan. Jika Anda termasuk tipe ke-2 yang tidak bisa move on, sebaiknya jauh-jauh saja dari mantan pasangan. Apalagi jika Anda sudah menikah, hal ini bisa mengganggu relasi Anda dengan suami,” saran Ratih.

Menjaga batasan berteman wajib dilakukan, baik di dunia nyata maupun maya. Salah satunya dengan menghindari pertemuan berdua dan membatasi percakapan yang tak perlu, apalagi mengarah pada kenangan masa lalu. ”Sebaiknya libatkan juga pasangan Anda.  Kenalkan dengan mantan pasangan secara terbuka. Anda perlu jujur bahwa Anda memutuskan untuk kembali berteman dengan mantan pasangan. Sebab, pasangan bisa menjaga Anda dari kebablasan berhubungan terlalu intim, yang akhirnya bisa berujung pada perselingkuhan,” kata Ratih.

Banyak perselingkuhan yang tak direncanakan. Intensitas komunikasi menjadi salah satu pencetusnya, apalagi dengan seseorang yang pernah dekat di hati. Itu sebabnya, Anda harus memberi tahu  pasangan mengenai  kedekatan Anda dengan mantan pasangan. Jika pasangan keberatan, tentunya Anda harus menghargai perasaan pasangan Anda, dan memutuskan kontak dengan mantan kekasih Anda.

Satu hal penting lainnya, Ratih mengingatkan, jika ada hal-hal yang tak berkenan di masa lalu, yang menjadi penyebab perpisahan, maka harus dibicarakan ulang dan  berkomitmen kembali agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tidak ada salahnya memang memilih kekasih lama, selama tidak membuat kesalahan lama.(f)


Topic

#balikkemantan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง