
Karena berpusat di ibu kota, banyak pengaruh budaya asing yang mewarnai kuliner Betawi. Peleburan kultur antara budaya Arab, India, Cina, Belanda, dan Portugis tertuang tidak hanya di budaya asli Betawi, tapi juga di bidang kuliner. Bila kita mencoba mengupas asal-usul masakan Betawi, kagak bakal ada abisnye! Namun, tidak ada salahnya bila kita mengulas kekayaan lokal khas milik kita, yang tidak bisa ditemukan di negara mana pun selain Indonesia! Menurut buku Hidangan Betawi yang ditulis oleh Ibu Wahyuni Mulyawati dan Ilse Harahap, banyak sekali pengaruh asing yang memperkaya hidangan Betawi.
- Pengaruh Arab: Rempah-rempahan seperti kapulaga, kayu manis, wijen, dan cengkih termasuk pengaruh dari negara ini. Selain rempah, minyak samin dan daging kambing juga termasuk dalam kategori pengaruh Arab. Soto Betawi misalnya. Hidangan kuah bersantan yang tersebar di Kota Jakarta ini tidak afdal rasanya bila tidak menggunakan minyak samin sebagai salah satu bumbunya. Demikian juga dengan martabak. Makin banyak minyak samin yang dioleskan di atas kulit panasnya, makin nikmat disantap.
- Pengaruh India: Mirip dengan pengaruh Arab, rempah-rempah khas India yang banyak digunakan dalam masakan Betawi adalah kunyit, cabai kering, jintan, dan cengkih. Bisa dibilang, gulai adalah salah satu implementasi kari yang telah mengalami modifikasi nama dan pengadaptasian bumbu. Penggunaan susu dan santan pada hidangan Betawi, seperti soto, juga bisa dibilang pengaruh dari India.
- Pengaruh Cina: Cina adalah negara pencipta mi serta bihun. Yang paling terlihat nempel di masakan Betawi tentu saja dua bahan tersebut. Sajian seperti pecel bihun pada nasi uduk, ketoprak, dan soto mi tidak akan lengkap bila kehilangan elemen karbohidrat tersebut. Laksa pengantin juga merupakan masakan khas Betawi yang mendapat pengaruh dari Cina. Masakan berkuah yang menggunakan bihun sebagai salah satu bahannya ini sering dijumpai di acara pernikahan orang Betawi.
- Pengaruh Belanda: Tahukah Anda bahwa kata semur itu berasal dari bahasa Belanda, smoor, yang artinya dimasak dengan api kecil. Teknik masak ini seperti menjamur di kalangan Betawi dengan modifikasi berbagai macam bahan. Semur jengkol yang terkesan Betawi banget adalah salah satu contoh pengaruh Belanda dalam kuliner Batavia. Banyak juga jajanan pasar yang menggunakan bahan margarin, keju, susu, makaroni, yang merupakan pengaruh dari Belanda, seperti risoles, dadar gulung, makaroni skotel, dan lain-lain.
- Pengaruh Portugis: Alasan utama para penjajah ini ke Batavia memang untuk memperoleh rempah-rempah. Alhasil, pemakaian pala, lada, dan cengkih pun masuk dalam hidangan Betawi. Teknik bumbu dibakar dan disangrai sebelum dicampur dengan racikan masakan lainnya ternyata juga warisan dari para penjajah Portugis. Siapa sangka, kebiasaan ibu-ibu di dapur rumah ini ternyata diturunkan dari kaum penjajah Portugis.