
Dalam sebuah hubungan, kita sering mengalami cekcok dengan pasangan. Hal itu wajar, karena tentu ada perbedaan pendapat yang muncul dalam sebuah hubungan. Masalahnya, bagaimana cara kita menyikapi pertengkaran tersebut. Ternyata saat bertengkar dengan si dia ada etikanya juga, tuh. Berikut lima hal yang harus dihindari saat bertengkar dengan pacar.
Membandingkan dia dengan mantan
Seburuk apa pun pasangan Anda, jangan pernah membandingkannya dengan mantan. Cowok paling malas kalau dibandingkan dengan orang lain, apalagi sama mantan kita sendiri. Membandingkan si dia dengan mantan saat bertengkar sama saja menyiram api dengan bensin. Bukannya selesai, bisa-bisa masalah semakin melebar. Bagi cowok nilai kebaikan dirinya di hadapan cewek adalah harga mati. So, kalau Anda sendiri sebagai pacar menilai dia nggak lebih baik dari mantan Anda, sama saja menjatuhkan harga dirinya, tuh.
Memutuskan Kontak
Banyak pasangan memutuskan kontak saat bertengkar dengan alasan demi meredam emosi. Beberapa hari setelahnya, mereka akan kembali harmonis tanpa membahas masalah apa pun yang pernah terjadi. Hal ini jelas nggak bisa dibenarkan. Ingat, saat Anda dan pasangan memilih ‘menghindar’ saat bertengkar, artinya ada masalah yang belum terselesaikan. Jika masalah yang sama terjadi kembali di kemudian hari, Anda dan si dia tetap tidak memiliki solusi. Ini akan membentuk siklus dan menyebabkan hubungan nggak sehat.
Menjelekkan dia di depan banyak orang
Sebesar apa pun kesalahan pasangan Anda, jangan pernah menjelek-jelekkan dirinya di hadapan orang banyak. Hindari juga menjelekkan pasangan dalam status medsos yang terbuka untuk publik. Anda nggak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran orang lain. Jika Anda kurang bisa mengontrol diri di hadapan orang lain, asumsi berbeda atau kebalikan justru mungkin terjadi terhadap Anda. Hati-hati, ya…
Sesumbar mengucap putus
Ini paling sering tejadi dalam hubungan. Dalam keadaan emosional kalimat apa pun bisa keluar dari mulut kita. Karena itu, sebesar apapun masalah yang Anda hadapi dengan pasangan, sebaiknya tetap mengontrol diri. Berpikir panjang sebelum mengucapkan kalimat. Selalu selesaikan masalah dengan diskusi dan musyawarah untuk mencari jalan keluar, bukan memotong masalah di tengah menjadi jalan buntu sehingga putus menjadi satu-satunya pilihan. Percaya, deh, putus bukan satu-satunya jalan untuk mengakhiri pertengkaran. Apalagi kalau sudah terjadi, yang ada tinggal penyesalan.
Mengancam
“Awas, ya, kalau lupa jemput sekali lagi, kita putus!” Stop! Hindari menekan, mengancam, atau meneror pasangan untuk menyelesaikan masalah. Jika maksud Anda agar si dia nggak mengulang kesalahan yang sama, Anda bisa sampaikan dengan cara yang lebih dewasa. Mengancam pasangan nggak akan membuat dia jera. Bisa jadi dia semakin membangkang atau justru depresi karena takut kehilangan Anda. Jika itu terjadi maka hubungan yang berlangsung selanjutnya bukan lagi hubungan yang sehat, melainkan hubungan yang terjalin karena suasana ketakutan pasangan terhadap Anda.
Dian Probowati
Foto:Fotosearch
Membandingkan dia dengan mantan
Seburuk apa pun pasangan Anda, jangan pernah membandingkannya dengan mantan. Cowok paling malas kalau dibandingkan dengan orang lain, apalagi sama mantan kita sendiri. Membandingkan si dia dengan mantan saat bertengkar sama saja menyiram api dengan bensin. Bukannya selesai, bisa-bisa masalah semakin melebar. Bagi cowok nilai kebaikan dirinya di hadapan cewek adalah harga mati. So, kalau Anda sendiri sebagai pacar menilai dia nggak lebih baik dari mantan Anda, sama saja menjatuhkan harga dirinya, tuh.
Memutuskan Kontak
Banyak pasangan memutuskan kontak saat bertengkar dengan alasan demi meredam emosi. Beberapa hari setelahnya, mereka akan kembali harmonis tanpa membahas masalah apa pun yang pernah terjadi. Hal ini jelas nggak bisa dibenarkan. Ingat, saat Anda dan pasangan memilih ‘menghindar’ saat bertengkar, artinya ada masalah yang belum terselesaikan. Jika masalah yang sama terjadi kembali di kemudian hari, Anda dan si dia tetap tidak memiliki solusi. Ini akan membentuk siklus dan menyebabkan hubungan nggak sehat.
Menjelekkan dia di depan banyak orang
Sebesar apa pun kesalahan pasangan Anda, jangan pernah menjelek-jelekkan dirinya di hadapan orang banyak. Hindari juga menjelekkan pasangan dalam status medsos yang terbuka untuk publik. Anda nggak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran orang lain. Jika Anda kurang bisa mengontrol diri di hadapan orang lain, asumsi berbeda atau kebalikan justru mungkin terjadi terhadap Anda. Hati-hati, ya…
Sesumbar mengucap putus
Ini paling sering tejadi dalam hubungan. Dalam keadaan emosional kalimat apa pun bisa keluar dari mulut kita. Karena itu, sebesar apapun masalah yang Anda hadapi dengan pasangan, sebaiknya tetap mengontrol diri. Berpikir panjang sebelum mengucapkan kalimat. Selalu selesaikan masalah dengan diskusi dan musyawarah untuk mencari jalan keluar, bukan memotong masalah di tengah menjadi jalan buntu sehingga putus menjadi satu-satunya pilihan. Percaya, deh, putus bukan satu-satunya jalan untuk mengakhiri pertengkaran. Apalagi kalau sudah terjadi, yang ada tinggal penyesalan.
Mengancam
“Awas, ya, kalau lupa jemput sekali lagi, kita putus!” Stop! Hindari menekan, mengancam, atau meneror pasangan untuk menyelesaikan masalah. Jika maksud Anda agar si dia nggak mengulang kesalahan yang sama, Anda bisa sampaikan dengan cara yang lebih dewasa. Mengancam pasangan nggak akan membuat dia jera. Bisa jadi dia semakin membangkang atau justru depresi karena takut kehilangan Anda. Jika itu terjadi maka hubungan yang berlangsung selanjutnya bukan lagi hubungan yang sehat, melainkan hubungan yang terjalin karena suasana ketakutan pasangan terhadap Anda.
Dian Probowati
Foto:Fotosearch