Mike Lewis (31) tidak pernah menyangka bahwa ia harus mengalami perceraian. Dalam sejarah keluarganya, tidak ada cerita perceraian. “Ayah dan ibu saya sudah 40 tahun bersama. Saya pikir, kami bertiga juga akan bersama selamanya. Awalnya, waktu ada masalah pun, saya bersikeras tidak mau pisah. Tapi, ya, saya juga nggak bisa memaksakan kehendak. Saya ikhlas saja,” tuturnya, jujur.
Namun, kehadiran anak membuatnya sulit untuk move on. “Tiap kali mengambil keputusan, saya selalu mempertimbangkan kepentingan Kenzou. Saya mau kasih yang terbaik untuk dia. Karena saya tahu, kami pasti akan lebih bahagia, kalau kami masih bersama,” ujarnya.
Soal infotainment yang menyebutnya sebagai playboy, ia tak mau ambil pusing. “Orang yang benar-benar kenal saya tahu bahwa saya bukan playboy. Saya tidak tahu apa yang media katakan tentang saya. Buat saya, gosip itu menyedihkan dan hanya mencari-cari sisi negatif dari kehidupan orang lain. Setidaknya, mereka bisa melihat bahwa saya bisa jadi ayah yang bertanggung jawab,” komentarnya.
Meski terkesan tak peduli, Mike sebenarnya seorang yang perasa dan pemikir. Ia pun berusaha mengambil hikmah di balik perceraiannya. “Setelah bercerai, saya merasa lebih bisa jadi diri sendiri dan lebih mandiri. Karena sebelumnya, saya terlalu keras berusaha menjadi sosok yang diharapkan orang lain. Sekarang, saya bisa melakukan apa saja yang saya mau. Dan saya ingin lebih fokus bekerja dan mengejar karier,” cetusnya, optimistis.
Namun yang terpenting, perceraian ini memberinya pelajaran berharga. “Nantinya, saya harus lebih tahu dan yakin bahwa dia akan jadi pendamping saya untuk selamanya. Saya akan memilih wanita yang bisa menerima kekurangan saya, bukan hanya kelebihan saya. Jika dia cuma mau yang positifnya, it’s not a team work,” katanya.(NURI FAJRIATI)
