Career
Memaksimalkan Naluri Keibuan Saat Menjadi Pemimpin

24 Nov 2016


Foto: Fotosearch

Sebagai wanita, naluri nurturing sering kali menyusup ke dunia kerja. Kita harus cerdik menyikapinya agar tidak merusak kredibilitas profesionalisme. Jika naluri tidak bisa disangkal, maka tidak ada jalan lain kita harus berdamai dengannya. Salah satu cara cerdik menyikapi naluri wanita, sebagaimana dipaparkan majalah Forbes, adalah menggunakan kelembutan untuk mencapai tujuan.
 
Presiden wanita pertama Costa Rica, Laura Chincilla, mengatakan bahwa wanita selama ini terkungkung dengan stereotip makhluk ‘lemah’. Ketika wanita memimpin dengan lembut langsung dianggap tidak kompeten. Padahal, ini hanyalah bentuk lain kepemimpinan.
 
Menurutnya, kelembutan yang diasosiasikan dengan kelemahan ini adalah salah persepsi. Kelembutan bisa jadi powerful ketika diterapkan dalam solusi konflik, mencairkan suasana tegang dalam proses negosiasi, dan dalam pendekatan personal pada bawahannya.
       
Arlia pernah menerapkan pendekatan personal sebagai ‘teman’ ketika berusaha menengahi seorang bawahannya yang iri karena gagal mendapatkan promosi. “Saya tidak ingin tim saya goyah. Jadi, saya ajak ia makan siang dan tanya baik-baik mengapa ia memusuhi rekannya yang memang lebih pantas mendapat posisi manajer,” kisah Arlia.
       
Dengan kesabaran seorang ibu yang penuh pengertian, ia pun menasihati si bawahan agar bersikap legowo dan tidak patah semangat. Tidak hanya menyediakan waktu untuk mendengarkan curhat bawahannya, Arlia juga menawarkan solusi. “Saya bilang padanya, jika ia mau, ia boleh coba melamar ke departemen lain. Siapa tahu ia bisa meraih jabatan manajer di departemen lain,” kata Arlia.
      
Pendekatan personal ini ternyata berhasil melunakkan hati bawahannya. Ia pun kembali berdamai dengan rekan kerjanya dan tetap termotivasi. Bahkan, ketika akhirnya Arlia resign dan si bawahan juga pindah ke perusahaan lain, mereka tetap meneruskan jalinan hubungan. “Inilah kekuatan wanita, dengan kelembutannya, sebagai negosiator, bisa membereskan masalah tanpa konflik,” ujar Arlia, tertawa.
     
Buku Now, Discover Your Strengths karangan Marcus Buckingham dan Donald O. Clifton menekankan  bahwa fokus pada kelemahan dan luput mengangkat kelebihan Anda sebagai wanita adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. Yang paling menantang adalah menjadi diri Anda sendiri. Hal yang harus dilakukan adalah menemukan potensi kekuatan di balik kelemahan dalam bakat alamiah Anda.  
 
Asumsi yang dipercayai di dunia kerja bahwa wanita harus mengembangkan sikap maskulin untuk terlihat kuat dan mengadopsi kepemimpinan maskulin untuk sukses, harus dipatahkan. Akan lebih baik jika wanita mengasah cara memimpinnya sendiri dengan cara yang unik sesuai dengan naluri alami mereka.
 
 


Topic

#menjadiatasan