Foto: Shutterstock
Studi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) dan BOI Research sebagai langkah awal untuk memahami lebih dalam mengenai situasi kepemimpinan perempuan di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia pada tahun 2019-2022 menunjukkan bahwa peluang perempuan semakin tinggi untuk menduduki posisi tertinggi dalam perusahaan.
Hal ini terlihat dari hasil studi Sensus Perempuan dalam Jabatan Eksekutif di 200 Perusahaan (Top 200) BEI. Dari 200 perusahaan top (IDX200) BEI, sekitar 20% posisi wakil presiden direktur diduduki oleh perempuan. Ini adalah berita menggembirakan bagi para pemimpin perempuan karena posisi wakil presiden direktur biasanya merupakan posisi satu tingkat menuju direktur utama. Artinya ada peluang besar perempuan untuk menjadi CEO di tahun-tahun mendatang. Walaupun untuk saat ini baru ada delapan perusahaan yang termasuk dalam IDX200 yang memiliki CEO seorang perempuan.
Survei ini juga menunjukkan peningkatan performa di beberapa sektor terkait keterwakilan perempuan dalam posisi kepemimpinan. Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), Maya Juwita menyebutkan ada tiga sektor industri dengan keterwakilan perempuan sebagai eksekutif perusahaan tertinggi yakni sektor barang konsumer non-primer sebesar 29 persen, sektor kesehatan sebesar 27 persen, dan sektor teknologi sebesar 23 persen.
Hasil Survei juga menunjukkan peningkatan karyawan perempuan dalam mengambil peran sebagai tim eksekutif atau excecutive leadership team t(15 persen) Dan sebanyak 21 persen dari total perusahaan telah mencapai kesetaraan gender dalam susunan eksekutif. Meski begitu, masih ada 94 perusahaan IDX200 yang tidak memiliki perempuan yang berperan sebagai tim eksekutif.
Peluang besar bagi perempuan ke posisi puncak juga disampaikan oleh Menteri BUMN, Erick Tohir, dalam kesempatan berbeda. Menurut Erick, Kementerian BUMN memiliki komitmen dalam implementasi kesetaraan gender dengan antara lain memberikan rasa aman, nyaman, serta membuka kesempatan luas bagi perempuan di BUMN. Termasuk juga dalam upaya tersebut adalah menciptakan lingkungan kerja yang bebas diskriminasi dan kekerasan berbasis gender, menerapkan kesetaraan hak dan kesempatan mengembangkan karir.
“Komitmen kami di BUMN tercermin dari beberapa kebijakan affirmative action, salah satunya dengan membuat target 15 persen kepemimpinan perempuan di BUMN pada tahun 2021. Alhamdulillah target ini sudah tercapai. Ke depannya, kami meningkatkan target 25 persen kepemimpinan perempuan pada tahun 2023. Tujuannya adalah untuk memberikan spotlight pada para profesional perempuan di BUMN dengan kinerja yang cemerlang,” ungkap Erick. (f)
Baca Juga:
Menurut Studi, Empati adalah Kemampuan yang Penting Dimiliki Pemimpin
5 Cara untuk Survive Ketika Ditinggal Atasan yang Resign
Agar Sukses Melaluinya, Cek 5 Tahap Perkembangan Karier Ini
Faunda Liswijayanti
Topic
#karier, #pemimpinperempuan, #kesetaraangender