Trending Topic
Setelah Penantian 8 Tahun, Liliyana Natsir Akhirnya Meraih Medali Emas Olimpiade Rio 2016 Bersama Tontowi Ahmad

18 Aug 2016


Foto: badmintonindonesia.org

Setelah meraih dua medali perak melalui Sri Wahyuni Agustiani dan Eko Yuli Irawan dari cabang angkat besi, Indonesia kembali tersenyum di ajang Olimpiade Rio. Tepat di hari kemerdekaan RI yang ke-71, ganda campuran Indonesia dari cabang bulu tangkis, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad mempersembahkan medali emas dengan mengalahkan ganda Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-14, 21-12. Mereka pun menjadi pemain ganda campuran pertama dari Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade.
 
Perjuangan Butet dan Owi—panggilan akrab Liliyana dan Tontowi—di babak final patut diacungi jempol. Sejak awal mereka bermain agresif, dengan Butet yang menjaga bola di depan net sedangkan Owi menjadi tukang gebuk di belakang. Meski begitu, bukan berarti ganda peringkat tiga dunia ini tidak merasa tegang. Yap, ini dirasakan betul oleh pemain senior sekelas Butet yang sudah tiga kali tampil di Olimpiade. Hasilnya, di pertengahan set kedua skor mereka sempat nyaris terkejar lawan karena Butet terpancing permainan Malaysia.
 
“Saat itu Owi berkata kepada saya, ‘nggak apa-apa cik, saya siap back-up di belakang. Cik Butet tenang aja jaga di depan. Cicik lebih unggul, kok, (permainan) depannya.’ Kata-kata Owi ini membuat saya makin semangat dan  percaya diri. Setelah break, saya rileks aja. Di game pertama sudah menang juga, seharusnya lawan yang under pressure,” ungkap Butet seperti yang dikutip dari badmintonindonesia.org.
 
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua PBSI Gita Wiryawan, dan Menpora Imam Nahrawi pun tidak menahan kegembiraan atas prestasi Butet/Owi ini.
 
@jokowi: Akhirnya kita dengar Indonesia Raya di Olimpiade Rio 2016. Medali emas dari Tontowi Ahmad & Liliyana Natsir. Selamat! –Jkw.
 
@GWirjawan: So proud to witness the result of their hard work and determination. True Olympians!
 
@imam_nahrawi: Alhamdulillah, emas. Terima kasih Owi. Terima kasih Butet. Indonesia bangga Indonesia. #RI71 #IndonesiaBisaEmas
 
@Pak_JK Alhamdulillah… Selamat & terima kasih untuk pasangan Tontowi/Liliyana yang telah mempersembahkan medali emas #Olympics2016. Sangat membanggakan.
 
Selain menjadi kado manis untuk Indonesia yang sedang merayakan HUT kemerdekaan ke-71, kemenangan Butet/Owi ini tentulah sangat berarti bagi kedua pemain, terutama Butet. Maklum, setelah tiga kali ikut Olimpiade, baru tahun ini dirinya meraih medali emas.
 


Foto: badmintonindonesia.org
 
Butet merebut perhatian pencinta bulu tangkis ketika menjadi juara Singapura Open 2004 bersama Nova Widianto. Saat itu, usianya baru 19 tahun. Prestasinya pun makin berkibar setelah menjadi juara dunia di tahun 2005 dan 2007. Di Olimpiade Beijing 2008, mereka merupakan pemain nomor satu dunia dan sangat diunggulkan untuk meraih emas. Sayangnya, di babak final mereka justru kalah dari pemain non unggulan asal Korea, Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung dengan skor 11-21, 17-21, sehingga harus puas hanya mendapat medali perak.
 
Berpisah dari Nova Widianto yang pensiun (kini sudah menjadi asisten pelatih ganda campuran di pelatnas), di akhir tahun 2010 Butet pun dipasangkan dengan Owi yang merupakan juniornya. Juara tiga turnamen di tahun 2011 dan berlanjut dengan menjadi juara All England di tahun 2012 membuat Butet/Owi menjadi unggulan keempat di Olimpiade London 2012. Sayang, langkah mereka terhenti di babak semi final—bahkan gagal meraih medali perunggu setelah kalah dari pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
 
Namun, ini tidak membuat semangat Butet meredup. Untuk ketiga kalinya, Butet meraih gelar juara dunia, kali ini bersama Owi, di tahun 2013. Ini membuatnya menjadi pemain wanita pertama dari ganda campuran yang meraih gelar juara dunia tiga kali (prestasi ini kemudian diikuti oleh Zhao Yunlei asal Tiongkok). Gelar All England 2013 dan 2014 melengkapi prestasinya bersama Owi—menjadikannya pemain ganda campuran Indonesia pertama dengan tiga gelar All England beruntut.
 
Di tahun 2015 dan 2016 prestasi Butet/Owi memang tidak secemerlang tahun-tahun sebelumnya. Butet pun sempat curhat di akun Instagramnya, @natsirliliyana, mengenai prestasinya yang menurun, dan harapannya mengenai adanya penerus dirinya di ganda campuran.
 
“Siapa, sih, yang nggak mau jadi juara. Gue merasa gue udah jadi dedengkotnya ganda campuran dari zaman Gao Ling (peraih medali emas ganda campuran Olimpiade Sydney 2000) sampai sekarang masih aja main. Ayo junior mix lebih semangaaaat ya,” tulisnya setelah mengalami kekalahan di final Denmark Open 2015 lalu.



Foto: Instagram
 
Meski prestasi menurun—di tahun 2016 ‘hanya’ menjadi juara Malaysia Open Super Series Premier dan kembali gagal menjuarai Indonesia Open Super Series Premier—Butet dan Owi tetap semangat. Di Olimpiade Rio ini, mereka menjadi unggulan ketiga. Sejumlah nama pun lebih diunggulkan untuk meraih medali emas, seperti juara bertahan nomor satu dunia asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei, atau pemain nomor dua dunia asal Korea, Ko Sung-hyun/Kim Ha-na. Namun ternyata, Owi/Butet bisa menjawab keraguan banyak pihak dan meraih rekor sempurna sepanjang Olimpiade Rio. Mereka selalu menang straight set (dua set langsung), termasuk ketika mengalahkan Zhang Nan/Zhao Yunlei di babak semi final.
 
Berkat prestasinya ini, Butet dan Owi berhak menerima bonus sebesar Rp 5 miliar dari negara dan Rp 1 miliar dari PBSI. Ditanya setelah pertandingan mengenai apa yang akan dilakukan dengan bonus tersebut, ini jawaban Butet.
 
“Saya belum memikirkan hal tersebut. Sekarang saya mau istirahat dulu saja, karena sebelumnya pressure Olimpiade sangatlah tinggi. Jadi, sekarang saya mau menikmati momen kemenangan ini dulu.”
 
Selamat kepada Butet dan Owi, dan terima kasih atas medali emasnya!

Berikut daftar atlet Indonesia yang pernah meraih medali emas Olimpiade (semua dari cabang bulu tangkis):

Susy Susanti (tunggal putri, Olimpiade Barcelona 1992)
Alan Budikusuma (tunggal putra, Olimpiade Barcelona 1992)
Ricky Subagja/Rexy Mainaky (ganda putra, Olimpiade Atlanta 1996)
Chandra Wijaya/Tony Gunawan (ganda putra, Olimpiade Sydney 2000)
Taufik Hidayat (tunggal putra, Olimpiade Athena 2004)
Markis Kido/Hendra Setiawan (ganda putra, Olimpiade Beijing 2008)
Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad (ganda campuran, Olimpiade Rio de Janeiro 2016) (f)

Baca juga:
Kostum Tim Olimpiade Indonesia Mendapat Pujian Dunia, Ini Lima Faktanya
Raih Medali Emas ke-20 & 21 di Olimpiade Rio 2016, 'Dendam' Michael Phelps Terbayar
9 Meme Terunik dari Momen Olimpiade 2016


Topic

#Olimpiade