Trending Topic
Didi Kempot, Musisi Campursari Idola Milenial

5 May 2020


Foto: instagram @didikempot_official
 

Dunia musik tanah air kembali berduka. Didi Kempot, musisi yang populer dengan tembang campursari wafat pada 5 Mei 2020 karena henti jantung. Pria berusia 53 tahun pemilik nama asli Dionisius Prasetyo Fana ini menghembuskan nafas terakhir di RS Kasih Ibu Solo, Jawa Tengah dan dimakamkan di Ngawi, Jawa Timur.

Menjelang akhir hayatnya, Didi yang mengawali karier sejak 1989 dan populer di awal dekade 2000-an tersebut kembali digandrungi anak muda. Kaum milenial kini tak segan mengekspresikan kecintaan pada musik campursari yang dilantunkan Didi Kempot. Mereka menyebut diri sebagai “sad boys” dan “sad girls” dan menjuluki sang amestro sebagai The Goffather of Broken Heart. Mengapa musik Didi Kempot bisa memikat hati milenial? Inilah alasannya.
 
1/ Kenangan Masa Kecil
Banyak milenial yang menyukai musik Didi Kempot karena pengaruh orang tua. Lagu-lagu Didi sudah akrab di telinga sejak kecil karena sering diputar oleh orang tua mereka. Jarkiyo, pemuda asal Solo, Jawa Tengah mengakui hal itu. "Dulu orangtua saya sering mutar lagu-lagu Didi Kempot campursari masih pakai VCD. Dan akhirnya suka sampai sekarang. Dan ini terjadi bukan hanya saya, tapi banyak anak muda lainnya," ujarnya, seperti dikutip dari Kompas.com.

Hal serupa dirasakan oleh Iwan Wandri, pemuda asal Ponorogo, Jawa Timur. Sejak kecil ia menyukai lagu-lagu Didi Kempot karena orang tua sering mendengarkannya. "Akhirnya suka sampai sekarang. Saya pikir hanya saya saja anak muda yang suka lagunya Pak De Didi Kempot. Tapi ternyata banyak," katanya.
 

2/ Tema Patah Hati
Sejak awal karier, lagu Didi Kempot identik dengan lirik bertema patah hati. Dalam sebuah wawancara dengan Trans TV, Didi pernah mengungkapkan bahwa lagu bertema patah hati sangat disukai milenial. “Anak-anak muda mengundang ke setiap pertunjukkan dan menantikan lagu patah hati,” ungkapnya.

Dalam ilmu psikologi, seni memang bisa dijadikan jembatan untuk meluapkan emosi. Hal ini disebut dengan katarsis emosi yang berarti mengekspresikan emosi dan menuangkan isi hati dengan bebas, sebagai usaha melepaskan ketegangan atau kecemasan yang dirasakan.

Menurut Laelatus Syifa, psikolog Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo Jawa Tengah, tembang Didi Kempot adalah katarsis emosi bagi penggemar milenial. “Jika diperhatikan, keterikatan anak muda dengan tembang Didi Kempot adalah murni karena sensasi yang didapatkan, serta sebagai perwakilan perasaan yang selama ini pernah ada,” ujar Laelatus.


3/ Anti Mainstream
Di masa kini lagu Didi Kempot tergolong anti mainstream. Bahasa yang digunakan, muatan lagu dan musiknya berbeda dengan kebanyakan lagu yang dirilis sekarang. Fenomena popularitas Didi Kempot di kalangan muda adalah karena faktor kebosanan atas segala tren yang ada. Inilah yang dikatakan oleh Kiki Aulia, program director Synchronize Festival, sebuah festival musik yang rutin digelar di Jakarta.

"Ini bentuk kebosanan dari kalangan anak gaul. Fenomena Didi Kempot ini dikarenakan pendengar musik mencari opsi. Fenomena yang sedang terjadi adalah apa yang menurut kita keren enggak digandrungi, tetapi apa yang cheesy atau katrok itu yang didengarkan. Menurut saya sedang terjadi kebosanan atas sesuatu yang keren,” ujarnya seperti dikutip dari mediaindonesia.com.


4/ Mudah Dicerna Untuk Berjoget
Musik Didi Kempot adalah perpaduan langgam Jawa, keroncong, dangdut, dan pop yang disebut dengan campursari. Walaupun lirik lagunya menggunakan Bahasa Jawa dan tak semua orang memahami, namun alunan musiknya mampu membuat pendengar bergoyang, termasuk para milenial. “Lagu apapun kalau kita serius disitu, pasti bisa diterima. Contohnya lagu Korea dan Barat, walaupun kita tidak tahu artinya, banyak yang suka,” kata Didi Kempot.


5/ Media Sosial
Para penggemar milenial yang aktif di jagat maya, mempromosikan Didi Kempot di media sosial. Sejak 2019 lalu, anak-anak muda yang tergabung dalam Rumah Blogger Indonesia membuat unggahan-unggahan tentang Didi Kempot di twitter, di antaranya cuplikan video-video konser Didi Kempot yang dipadati anak muda. Unggahan tersebut sukses menarik lebih banyak perhatian dari kalangan muda, mendapat ribuan like dan retweet.

Gofar Hilman, penggemar Didi Kempot sekaligus penyiar radio Hard Rock FM turut mempopulerkan Didi Kempot di tengah anak muda. Kreator konten Ngobam (Ngobrol Bareng Musisi) di kanal youtube ini membuat edisi off-air khusus bagi Didi Kempot di Solo, Jawa Tengah, pada 2019. Acara itu sukses besar dan memperluas fenomena musisi bernama lengkap Dionisius Prasetyo tersebut. (f)
 

BACA JUGA:
Berdamai Dengan Duka Di Tengah Wabah
5 Tip Cegah Kacamata Berembun Saat Memakai Masker
Ini Kelebihan Wanita Pemimpin Saat Menghadapi Krisis
 
 

 
 
 


Topic

#didikempot, #campursari, #idolamilenial, #sobatambyar

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?