50 tahun berlalu secepat kilat. DNA pemberdayaan perempuan yang menjadi tonggak awal lahirnya Femina sejak tahun 1972 tetap ajeg berdiri dan bercabang-cabang mengikuti masanya.
Merayakan 50 tahun berkontribusi, Femina memilih 50 Persona Femina, sosok dan tokoh inspiratif yang telah memberikan impact pada kehidupan perempuan Indonesia sekaligus mendorong lebih banyak partisipasi perempuan dalam setiap bidang.
Proses pemilihan dimulai dari tim riset Femina mengumpulkan nama-nama kandidat melalui media monitoring dan aspirasi dari pembaca Femina, hingga terpilih 75 nominee.
Selanjutnya, tim juri yang terdiri dari Petty S. Fatimah (Editor in Chief Femina), Juni Kuntari (Human Resource Consultant), Poppy Ismalina (Senior Advisor for Women Economic Empowerment, UN Women), Andini Effendi (Jurnalis Independen), dan Syarifah Hardani (Advocacy Manager IBCWE) memilih 50 Persona Femina pada proses penjurian yang berlangsung pada pertengahan November di Hotel Intercontinental, Jakarta Selatan.
Adapun kriteria utama dari 50 Persona Femina terpilih yaitu (1) memiliki kontribusi bagi kehidupan perempuan, (2) inovatif & visioner di bidangnya, (3) memiliki ide, pemikiran dan aksi nyata yang dampak pada masyarakat dan lingkungan, (4) konsisten pada bidang yang dilakukan, serta (5) menjadi role model.
Ada tiga kategori penghargaan 50 Persona Femina yang diberikan :
1. Lifetime Achievement
2. Tokoh Inspiratif
3. Muda Inspiratif
Kali ini, femina tampilkan 3 sosok tokoh perempuan penerima penghargaan Lifetime Achievement dari 50 Persona Femina diberikan kepada 3 tokoh perempuan yang telah menunjukkan konsistensi di bidangnya dan memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan perempuan Indonesia.
1. DR. (H.C.) Martha Tilaar, Pengusaha, Founder PT Martina Berto, Tbk
Martha Tilaar berhasil meletakkan dasar untuk merek kecantikan lokal yang menggabungkan antara teknologi mutakhir dengan bahan dan tradisi kearifan nusantara.
Konsistensi dan inovasinya adalah menghadirkan produk natural beauty dan herbal dan melahirkan Martha Tilaar Group yang telah memproduksi banyak merek kosmetik seperti Sariayu Martha Tilaar, PAC, dan Biokos.
Saat ini, usahanya tersebut memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan, 70% diantaranya adalah perempuan. Ia juga dikenal sebagai sosok yang sangat mendukung kemajuan perempuan Indonesia. Ia memberikan kesempatan bagi para peneliti perempuan di perusahaannya belajar dan sekolah cuma-cuma untuk mengembangkan diri mereka hingga ke mancanegara.
2. Prof. Dr. Saparinah Sadli, Aktivis Hak-Hak Perempuan, Founder Saparinah Sadli Award, Dewan Guru Besar Fakultas Psikologi UI (Purbabakti)
Bicara tentang kepedulian pada keadilan gender di Indonesia, maka nama Saparinah Sadli akan merekat pada perjalanan perempuan Indonesia mencari kesetaraan. Kontribusinya luar biasa.
Saparinah yang kini berusia 95 tahun merupakan salah satu penggagas berdirinya Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di Indonesia sebagai usaha untuk mengungkap dan mengadvokasi hak dan keadilan bagi perempuan di Indonesia.
Tokoh feminisme senior Indonesia ini juga berhasil mendapatkan Roosseno Award, sebuah penghargaan yang diberikan kepada perseorangan atas jasa mereka yang telah melakukan penelitian yang memberikan dampak positif yang luar biasa di Indonesia.
Perjuangan dan konsistensinya dalam memperjuang hak-hak perempuan dan kesetaraan gender membuatnya layak menerima penghargaan tersebut.

3. Josephine Komara, Seniman Kain, Founder Bin House
Di tangan Obin kain tradisional dijadikannya sebagai alat pengingat warisan budaya Indonesia yang tak lekang oleh waktu. Obin yang lebih suka menamakan dirinya ‘tukang kain’, alih-alih desainer ini telah berkecimpung selama 40 tahun di dunia kain tradisional Indonesia sekaligus berhasil menemukan inovasi teknik menenun yang ia ciptakan sendiri.
Kini para pecinta kain Indonesia bisa dengan mudah mengenali dan menikmati hasil karya Obin yang otentik dan tidak lekang dimakan waktu. Kain-kain karyanya juga diburu di luar negeri.
Ia desainer perempuan yang berhasil membawa kain Nusantara naik kelas, sekaligus meningkatkan kualitas hidup para perajin kain, yang mayoritas perempuan. (f)
Baca Juga:
Memperingati Hari Kartini, Tessa Wijaya Wakili Indonesia di Ajang Women’s Forum J.P Morgan Private Bank
Kampanye Indonesia Chitra Subyakto
Atina Maulia, Membangun Vanilla Hijab dari 2 Lembar Kain
Faunda Liswijayanti
Topic
#50persona, #50tahunfemina, #pemberdayaanperempuan, #award