
Foto: Pixabay
Kementerian Kesehatan dalam rilis beritanya menyebutkan jika tiga varian baru virus corona telah masuk Indonesia. Ketiga varian tersebut adalah B.117, B.1351, dan B.1617. Menurut juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid beberapa kasus varian baru tersebut telah ditemukan di beberapa daerah. Varian jenis B.1617 yang berasal dari India teridentifikasi di Kepulauan Riau dan DKI Jakarta.
Sementara itu varian B.117 yang berasal dari Inggris ditemukan di Sumatera Utara, Sumetera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur. Sedangkan varian B.1351 dari Afrika Selatan ditemukan di Bali. Varian-varian baru tersebut masih terus diteliti dengan melakukan pengujian di 786 laboratorim.
Nadia pun meminta kepada masyarakat mengurangi mobilitas untuk mencegah penularan lebih luas. Sebab beberapa negara diketahui melaporkan adanya lonjakan kasus yang salah satu faktor penyebabnya adalah dikarenakan pergerakan masyarakat. "Tidak ada jaminan dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang negatif akan membuat kita terhindar dari terpapar COVID-19," tutur Nadia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito. Dengan masuknya varian baru virus corona, terutama B.1617 yang berasal dari India, ia mengimbau masyarakat supaya mematuhi protokol kesehatan sebagai bentuk perlindungan diri dari penularan COVID-19.
Ia pun juga meminta agar masyarakat tak panik terkait dengan masuknya varian B.1617 dari India karena pemerintah melakukan upaya antisipasi masuknya TKI dari luar negeri. Seluruh instansi yang terlibat dengan kepulangan TKI akan diintegrasikan untuk memudahkan kontrol serta mekanisme skrining dan karantina.
Varian baru B.1617 ini menjadi sorotan setelah disebut menjadi penyebab naik drastisnya angka kasus COVID-19 di India. Mutasi ganda varian itu menimbulkan jumlah kematian ratusan ribu per hari dan lumpuhnya infrastruktur kesehatan di negara tersebut.
Meski begitu, seperti diberitakan Kompas.com, para ilmuwan belum bisa memastikan apakah varian tersebut lebih mudah menular atau tidak efektif dilawan dengan vaksin. Dr Jeremy Kamil, virolog di Louisiana State University, Amerika Serikat justru menyebut jika varian yang tampak lebih mengkhawatirkan adalah varian yang diidentifikasi di Inggris. "Saya meragukan varian India lebih mudah menular dibanding varian Inggris dan kita semestinya tak panik," katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Dr Jeffrey Barret, dari Wellcome Sanger Institute, bahwa ada kemungkinan varian baru menjadi penyebabnya namun sejauh ini belum cukup bukti. Menurutnya gelombang kasus di India disebabkan oleh kerumunan massa, protokol kesehatan yang lemah seperti penggunaan masker dan jaga jarak yang mulai diabaikan. (f)
Baca Juga:
Jelang Libur Lebaran, Waspada Bahaya Varian Baru COVID-19
Tradisi Belanja Lebaran Jangan Memicu Klaster Baru
Mau Lakukan Perjalanan Selama Libur Lebaran, Cek Apa Anda Masuk Kategori Ini
Topic
#viruscorona, #prokes, #varianbaruviruscorona