
(Foto: dok. Yani Lauwoie)
Saat ini, Denmark dipimpin oleh Ratu Margrethe II. Beliau ditetapkan menjadi ahli waris sang ayah, Frederick IX pada tahun 1953, setelah referendum yang menyatakan wanita boleh meneruskan tahta apabila ia tidak memiliki saudara laki-laki. Karena sang Raja tidak memiliki anak laki-laki maka Margrethe II pun resmi memimpin Denmark sejak ayahnya meninggal pada 14 Januari 1972. Itu berarti sudah 47 tahun sang ratu menjalankan tugasnya.
Ratu Margrethe II yang berusia 79 tahun ini lahir pada 16 April di istana Amalienborg yang merupakan kediaman Keluarga Kerajaan Denmark. Area istana ini terdiri dari empat bangunan utama yaitu istana Christian VII atau Moltke's Palace yang biasanya digunakan untuk para tamu kerajaan; istana Frederik VIII atau Brockdorff’s Palace yang merupakan kediaman calon Raja Denmark berikutnya Pangeran Frederik; istana Christian IX atau Schack’s Palace yang merupakan tempat tinggal Ratu; dan istana Christian VIII atau Levetzau' Palace yang merupakan istana tamu untuk Pangeran Joachim – adik Pangeran Frederik – dan Putri Benedikte – adik Ratu Margrethe II.
Layaknya istana Buckingham di Inggris, istana ini juga merupakan magnet bagi para wisatawan. Salah satu daya tariknya adalah kegiatan pergantian pengawal istana kerajaan. Berbeda dengan pergantian pengawal istana kerajaan di istana Buckingham yang acaranya besar dan memiliki banyak barikade pengaman, pergantian pengawal di istana Amalienborg terkesan cukup sederhana dan tanpa penjagaan, membuat wisatawan bisa berada cukup dekat dengan para pengawal.
Saking dekatnya, semua wisatawan, termasuk saya, bisa mengikuti kemanapun para pengawal melangkah dan mengabadikannya dari jarak yang cukup dekat. Namun kami semua tahu diri untuk tidak terlalu dekat sehingga bisa merusak jalannya upacara.
Setelah proses upacara yang memakan waktu sekitar 10 menit selesai, para wisatawan tidak serta merta meninggalkan istana Amalienborg melainkan sibuk berfoto dengan latar para pengawal yang baru bertugas dengan menempati masing-masing pos di area istana.
Di antara mereka terdapat seorang kakek dan dua orang nenek yang tidak henti-hentinya berfoto dengan salah satu pengawal. "Dia cucu kami. Namanya Karl," kata mereka dengan bangga dan wajah sumringah.
Kemudian salah satu nenek berkata kepada saya, “Apakah kamu tertarik dengannya? Dia belum menikah, lho. Saya bisa kasih kamu nomor teleponnya atau kamu bisa menunggu dia selesai bertugas dalam dua jam,” kata sang nenek dengan sumringah.
Mendapat tawaran tak terduga saya pun tertawa. Sore itu saya meninggalkan istana dengan membawa foto diri berlatar Karl, tanpa nomor teleponnya. Vi ses, københavn!* (*Sampai jumpa, Copenhagen!) (f)
Baca Juga:
Belajar Toleransi di Masjid Hijau, Bursa, Turki
Ke Afrika Menemui Karakter The Lion King Sungguhan
3 Kuliner Legendaris Kota Medan Pilihan Leonarce, makanmana.net
Topic
#kopenhagen , #denmark, #travel, #eropa