Travel
Melintasi Waktu di Museum Dubai Frame

11 Jun 2019

Dok: Dubai Frame


Melangkahkan kaki di kota Dubai, hal pertama yang menarik perhatian adalah beragamnya penduduk kota di Uni Arab Emirate (UAE) ini. Ada penduduk lokal dengan gaya busana yang khas (wanita mengenakan abaya hitam dan hijab sedangkan pria mengenakan terusan panjang berwarna putih), ras kulit putih dari berbagai belahan dunia, India, China, dan Asia Tenggara. Menjadikan Dubai sebagai hub terpenting di dunia di sektor ekonomi, pariwisata dan real estate. Ibarat salad buah, dubai menjadi percampuran berbagai budaya yang masing-masing tidak kehilangan jati dirinya.

Kota terbesar kedua setelah Abu Dhabi ini pun terus bersolek menjadi kota pariwisata kelas dunia. Berbagai fasilitas dibangun, bahkan tidak tanggung-tanggung, beberapa landmark dunia dengan predikat tertinggi dan terbesar ada di kota kosmopolitan dan multikultural ini. Berkeliling Dubai kini, Anda bisa menemukan transformasi Dubai dari sebuah kota padang pasir tandus di Teluk Persia, menjadi kota moderen dan terbuka bagi seluruh warga dunia.

Sangat menyadari bahwa minyak, kekayaan alam yang mereka miliki akan habis, Dubai tak ingin hanya bergantung pada sumber daya alam tersebut. Ini pula yang menjadi alasan utama kenapa sektor pariwisata sangat serius digarap oleh pemerintah kota Dubai.

Dubai Tourism menjadi satu-satunya badan yang mengurusi persoalan pariwisata di Dubai. Ketika femina berkunjung ke kantor baru Dubai Tourism di kawasan World Trade Center, Dubai, terlihat bagaimana mereka sangat serius mengembangkan pariwisata. Menurut Issam Kazim, CEO Dubai Tourism, pembangunan pariwisata di Dubai sangat terbuka pada investor dan kolaborsi menjadi kuncinya.

Hingga tak heran jika kemudian banyak hal spektakular yang berdiri di kota ini. Salah satunya gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa, dengan tinggi 828 meter, mencakar langit di kawasan downtown Dubai, menyatu dengan mal terbesar di dunia, Dubai Mall.

Pemandangan kota lama Dubai dari jembatan Dubai Frame. Foto: FLW


Tahun lalu, Dubai membuat gebrakan baru dengan meresmikan gedung ikonik terbarunya yang diberi nama Dubai Frame. Bangunan yang literalary berbentuk seperti sebuah frame foto ini memiliki dua kaki yang menjulang setinggi 150 meter. Bagian atasnya dihubungkan dengan jembatan sepanjang 93 meter di tingkat teratas. Dari kejauhan bangunan yang menghabiskan biaya 925 miliar rupiah ini terlihat glamor dengan dominasi warna emas dan kaca transparan.

Tiket masuk ke Dubai Frame sebesar 50 dirham (Rp200.000) untuk dewasa dan 20 dirham (Rp80.000) untuk anak-anak. Bagian dalam Dubai Frame adalah sebuah museum yang membawa kita menjelajah lebih dalam ke Dubai masa lalu dan masa yang akan datang.

Bagian pertama adalah sisi Dubai masa lalu, menceritakan tentang sejarah perkembangan budaya dan tradisi di Dubai. Menariknya, museum ini tidak hanya menampilakn barang-barang dari masa lalu, tapi menggabungkannnya dengan konsep 3D, jadi ketika berjalan melintasi lorong Anda akan melihat sosok pria Arab yang menawarkan barang dagangannya (perdagangan menjadi sektor utama bangsa ini di jaman dahuu), hingga seorang ibu yang tengah menjahit di dalam rumah. Ada juga video yang menggambarkan perkembangan kota Dubai, termasuk penemuan minyak pertama di kota ini.

Peta pengembangan kota Dubai tahun 1960. Foto: FLW


Dari sisi Dubai lama, kita diajak naik menggunakan lift kaca menuju bagian teratas bangunan yang berupa jembatan. Pemandangan kota dapat dinikmati dari Sky Deck Dubai Frame ini. Di satu sisi kita bisa melihat kawasan Berwaz, Deira, Umm Hurair dan Karama yang menjadi simbol Old Dubai. Sedangkan di sisi lainnya kita bisa melihat pemandangan gedung pencakar langit yang menjadi simbol Dubai moderen, serta istana raja dari kejauhan.

Jika Anda tidak takut pada ketinggian, cobalah berjalan di atas lantai kaca yang langsung menyajikan pemandangan taman cantik di bawah ketinggian 150 m. Rasanya ketika berdiri di atas kaca dan melihat ke bawah, tubuh seperti tertarik dan kaki menjadi lemas. Tidak disarankan mencoba jika Anda memiliki phobia pada ketinggian. Tapi, Anda masih bisa menikmati layar augmented reality, dimana Anda bisa mengidentifikasi gedung yang berbeda-beda dan mencari tahu fakta menarik tentang gedung tersebut.

Di penghujung perjalanan, Anda akan diajak kembali turun ke lantai mezanin dan melihat Dubai Future Gallery. Seakan membawa Anda melitasi lorong waktu, bagian akhir dari museum Dubai Frame ini menghadirkan imajinasi kota Dubai 50 tahun dari sekarang dalam bentuk kota metropolitan virtual dengan kecanggihan teknologi virtual relaity (VR). Kita bisa melihat mimpi Dubai di masa depan untuk menjadi negara dengan teknologi canggih dan rumah bagi banyak budaya dan etnis. (f)


Baca Juga: 
Mengintip Lantai VIP di Gedung Tertinggi di Dunia, Burj Khalifa
Pesona Kuda Liar dan Padang Savana di Puru Kambera, Sumba Timur
Menyaksikan Festival di Thimphu, Bhutan

 

Faunda Liswijayanti


Topic

#dubai, #jalan-jalan, #travel