
Camilan yang dijual di pinggir jalan
Foto: Dok. Pribadi
Bisa jadi, saya, Risalah Nur Estetika, sudah terobsesi dengan keseimbangan hidup hingga merasa perlu menerapkannya di tiap sisi kehidupan, termasuk saat traveling. Misi tersebut saya wujudkan bersama suami saat mengunjungi Korea Selatan, pada Maret lalu. Selain Seoul, kami menambahkan Kota Jeonju yang lebih tenang dan santai, untuk dikunjungi. Tidak salah pilih, karena ibu kota Provinsi Jeollabuk-do ini ditetapkan oleh Cittaslow International sebagai slow city-nya Korea Selatan.
“You make a right choice. There are a lot of delicious foods in Jeonju!,” ujar seorang resepsionis guesthouse tempat kami menginap di Myeongdong, sebelum kami ke Jeonju. Ucapannya membuat kami makin bersemangat untuk berangkat ke kota yang menyandang status sebagai Creative City of Gastronomy dari UNESCO itu.
Jeonju memang menyimpan tradisi kuliner yang kaya sejak berabad-abad lalu. Meski jenis makanannya kurang lebih sama dengan daerah lainnya di Korea Selatan, cita rasa makanannya berbeda. Misalnya, bibimbap Jeonju yang paling terkenal di seluruh penjuru Korea. Nasi campur sayuran dan daging ini memiliki bumbu yang terasa segar. Bisa dibilang, inilah bibimbap terbaik yang pernah saya makan!
Kimchi di Jeonju juga tak kalah mantap. Bumbunya kental dan aroma bahan makanan lautnya sangat kuat. Kimchi di Korea memang memiliki aneka ragam rasa, tergantung wilayahnya. Makin mendekati pantai ke arah selatan, rasa bahan makanan lautnya makin kuat dan bumbunya lebih kental.
Baca Juga: Resep Membuat Bibimbap Sendiri
Tak heran jika cita rasa masakan di daerah ini terasa lebih segar. Mungkin ini berasal dari bahan-bahan pangan hasil pertanian di kota ini yang minim residu polusi industri. Sayuran, buah, beras, dan gingseng dari Jeonju dinilai memiliki kualitas terbaik di Korea.
Tempat-tempat di Jeonju hanya ditulis dalam huruf hangul, tapi untuk mengenali restoran yang menyajikan hidangan Korea, cukup mudah. Pengunjung cukup melihat bagian luar bangunan. Jika terdapat guci-guci besar yang terbuat dari tanah liat, berarti restoran tersebut menyediakan bibimbap, kimchi, dan makanan tradisional Korea lainnya. Karena, kimchi yang sedang dalam proses fermentasi disimpan di dalam guci-guci yang mereka letakkan di luar restoran.
Jeonju tidak pernah berhenti memanjakan selera makan kami. Selain makanan utama, camilan yang dijual juga sangat beraneka ragam. Salah satu tempat favorit kami adalah PNB bakery. Toko roti yang sudah menjadi ikon Kota Jeonju ini menjual choco pie yang sangat enak. Sayang untuk dilewatkan.
Ingin menjadikan Jeonju sebagai destinasi kuliner Korea, pemerintah setempat serius memperkenalkan ragam kekayaan kuliner lewat berbagai festival, seperti Jeonju Bibimbap Festival dan The International Fermented Food Expo yang diselenggarakan di Jeonju tiap tahun. Sayangnya, ketika di sana kami tak menemukan festival satu pun. (f)
Baca Juga: Jalan-jalan ke Jeonju, Kota Tenang di Korea Selatan
Risalah Nur Estetika - Kontributor
Topic
#travelkorea