Travel
Jelang 13 Tahun Peringatan Tsunami, Museum Tsunami Aceh Akan Adakan Night At The Museum

18 Dec 2017

Foto: NF

Bulan Desember selalu mengingatkan masyarakat dunia, terutama masyarakat Aceh pada peristiwa yang terjadi pada pagi  26 Desember 2004. Saat tsunami besar meluluhlantakkan Aceh, Nias, Phuket, dan beberapa daerah lain di dunia.

Tiga belas tahun setelah tsunami besar itu terjadi, peringatan tentang tsunami tetap terus dilakukan. Agar generasi muda dan anak-anak yang dulu tak mengalaminya pun tahu seperti apa tsunami itu, dan bagaimana mengantisipasinya bila suatu saat terjadi.

Sebagai pusat edukasi, rekreasi, sekaligus tempat mitigasi jika suatu saat terjadi tsunami lagi, Museum Tsunami Aceh yang berada di Jalan Sultan Iskandar Muda No.3, Suka Ramai, Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh, setiap tahun menjadi pusat kegiatan jelang peringatan tsunami tanggal 26 Desember. 

"Tahun ini ada beberapa kegiatan yang akan kami lakukan. Antara lain kegiatan Night at The Museum yang akan dilakukan selama 4 hari, dari tanggal 23-26 Desember," ujar Gaya Triana, staf dari Museum Tsunami Aceh. Tahun lalu Night at The Museum juga dilakukan tetapi hanya satu malam. 
 

Dalam kegiatan Night at The Museum, museum akan dibuka pagi hari dari jam 9 hingga 12 siang, lalu tutup untuk mempersiapkan acara yang digelar dari pukul 7.30 - 9 malam. Menurut Gaya, setiap malam akan ada atraksi berbeda. Ada pameran seni kontemporer bertema The Light of Life, yaitu pemberi cahaya dan penerima cahaya pada korban tsunami pada saat itu. Acara ini akan dihadiri Martunis, korban tsunami yang diangkat anak oleh pesepak bola Christiano Ronaldo, dan Delisa, yang kisahnya diangkat dalam film Hafalan Shalat Delisa. 

Yang lain adalah kegiatan Aceh - Japan Community Art Project, bekerja sama dengan beberapa lembaga Jepang yang dilakukan sejak 17 hingga 30 Desember 2017. Di lantai 3 museum akan digelar pameran seni berupa 16 karya yang lahir dari bencana gempa di Aceh dan bencana gempa di Tohoku - Jepang. Ada pula pameran lukisan karya 13 pelukis Aceh untuk memperingati 13 tahun tsunami Aceh. 

Berbagai kegiatan seni seperti pertunjukan musik tradisional, seni ukir, penanaman pohon jeumpa, pertunjukan drama tsunami, dan sajian kuliner, dilakukan tak hanya di museum, tapi juga beberapa lokasi yang berkaitan dengan tsunami, seperti kapal KPLP - Punge Blang Cut, Kapal di atas Rumah - Lampulo, PLTD Apung - Punge Blang Cut, dan Keajaiban Pohon Pinus - Ulee Lheue.  
 

"Fokus kegiatan kami di museum adalah mengajak lebih banyak masyarakat yang sadar bencana untuk mengurangi dampak buruknya di masa datang," ujar Gaya yang bersama keluarganya mengalami langsung tsunami tahun 2004 sehingga kehilangan anggota keluarga. (f)

Baca Juga:
4 Kemungkinan Penyebab Terdamparnya Paus Seperti yang Terjadi di Pantai Ujong Kareung, Aceh

5 Hal yang Bisa Anda Lakukan di Pulau Weh yang Memikat Hati

 


Topic

#tsunami, #aceh, #museum, #bencana, #travel