Foto: Dok. Sylvia Mira
Pulau ini memang belum terkenal seperti dua saudaranya yang lain, yaitu Nusa Penida dan Nusa Lembongan. Pulau kecil yang hanya sedikit lebih luas dari Bandara Ngurah Rai ini terletak di sebelah tenggara Bali dan masih merupakan bagian dari wilayah Desa Lembongan, kecamatan Nusa Penida.Di antara Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan terdapat sebuah jembatan panjang berwarna kuning mencolok yang berfungsi menghubungkan kedua pulau tersebut. Di sinilah petualangan seru saya, Sylvia Mira, menuju ‘Secret Beach’ dimulai.
1/ Keliling Pulau Nusa Ceningan dengan Sepeda Motor
Untuk menuju Nusa Ceningan, saya menaiki kapal yang berangkat dari Pantai Sanur. Setelah membeli tiket sekali jalan seharga Rp100 ribu, kapal dengan kapasitas 60 orang ini membawa kami menuju ke Mushroom Bay, di Nusa Lembongan. Sengaja saya memilih untuk turun di Mushroom Bay daripada di Jungut Batu, karena lokasi hotel tempat saya menginap lebih dekat dari sana.
Begitu turun dari kapal, muncul para pria Bali berbadan kekar yang menawarkan sewa sepeda motor, sebagai sarana transportasi paling umum dan memungkinkan untuk digunakan mengelilingi kedua pulau tersebut. Pandai-pandai saja menawar untuk mendapatkan harga sewa yang masuk akal. Saya membayar Rp150 ribu untuk sewa selama 3 hari 2 malam. Lumayan terjangkau, kan!
Aroma petualangan sudah terasa sejak sepeda motor mulai dinyalakan. Terik matahari siang itu, birunya langit, dan aroma khas laut seolah memanggil-manggil saya untuk segera menjelajah tempat-tempat indah di Nusa Ceningan.
2/ Menginap di Secret Point Huts, Gerbang Ke Pantai Favorit Surfer
Di sepanjang jalan menuju hotel, saya menemukan pura-pura khas Bali yang menurut legendanya adalah peninggalan dari kerajaan Majapahit. Tampak juga budidaya rumput laut, yang baru ternyata menjadi mata pencaharian utama warga.
Sekitar 15 menit perjalanan, sepeda motor yang saya naiki semakin membawa saya menuju ke jalanan yang kurang ramah karena terjal dan berbatu. Tetapi perjuangan itu terbayar dengan pemandangan ciamik dari dalam Hotel Secret Point Huts yang akan menjadi tempat menginap saya selama 3 hari ke depan.
Terlihat barisan kamar imut dengan gaya arsitektur khas Sasak, berbentuk seperti lumbung berjerami. Dari balkon kamar, mata langsung disuguhi pemandangan birunya air kolam renang yang berhadapan dengan laut lepas berombak besar. Saya sungguh tak sabar untuk segera menyegarkan diri melepas penat.
Di sela bersantai di pinggir kolam renang, saya baru mengetahui dari seorang turis asal Australia yang sudah 7 kali menginap di sini, hotel inilah ‘gerbang’ menuju ke ‘Secret Beach’. Olalala… kebetulan yang menyenangkan sekali!
Dari sini, tampak banyak pengunjung yang bukan penghuni hotel berjalan melalui hotel kami dan menuju ke arah pantai. Deburan ombak yang tergolong besar ternyata merupakan surga bagi para surfer. Tidak heran, dari kejauhan tampak siluet manusia timbul tenggelam bergelung dengan ombak.
3/ Menanti Sunset di Tebing Karang Mahana Point
Mengikuti rekomendasi turis yang bernama Kara tadi, saya menuju sebuah kafe yang berjarak sekitar 5 menit berjalan kaki, dari hotel, Mahana Point. Lokasi kafe itu sangat strategis, berada di atas tebing karang menjorok ke laut.
Sesampai di sana, sudah banyak pasangan yang duduk menunggu sang mentari kembali ke peraduan. Sambil berkeliling, saya melihat ternyata di sana juga disediakan semacam tempat jumping dengan variasi ketinggian 8 meter, 5 meter dan 2 meter. Tapi rupanya kegiatan tersebut sudah dilarang, sejak banyak kecelakaan yang menimpa turis.
Tak lama, semburat oranye sunset mengintip malu di balik awan tebal yang menggantung sore itu. Sayang memang, tapi, toh, tak mengurangi rasa bahagia sore itu.
4/ Menikmati Cantiknya Pantai Karang Blue Lagoon
Keesokan paginya, lagi-lagi mengikuti saran Kara, saya bergegas menuju ke Blue Lagoon yang letaknya tinggal menyeberang dari hotel kami. Ah, sungguh cantik memang! Blue Lagoon adalah pantai tebing karang, yang menurut saya tampak seperti kawah biru yang mempesona dari ketinggian sekitar 20 meter.
Beruntung buat saya cuaca sangat cerah hari itu, sehingga puas rasanya melihat indahnya deburan ombak yang terjebak di antara tebing karang tersebut. Apa yang bisa dilakukan di sana, tentu saja selfie!
Saya sangat setuju dengan Kara, tempat ini memang tak akan pernah membuat bosan. Saya pun, bisa datang berkali-kali ke tempat ini, hanya untuk bersantai sejenak lepas dari kepenatan Jakarta. Anda juga tertarik mencoba? (f)
Baca juga:
10 Destinasi Liburan Lokal yang Sedang Naik Daun: Labuan Bajo – Samosir
9 Fakta dari Katamama, Hotel Artsy Paling Dicari di Bali
Zoo Kelas Dunia Ada di Ubud
Sylvia Mira - Kontributor
Topic
#NusaCeningan, #Travel, #JalanJalanBali, #Bali