
Foto: Fotosearch
Setelah menikah, suami selingkuh lagi. Saya sakit hati karena dulu ia pernah berjanji tidak akan selingkuh seperti saat pacaran. Saya ragu bercerai karena sudah punya anak berusia 4 tahun. Saya juga malu pada keluarga karena dulu orang tua memang tidak merestui pernikahan kami.
Desty - Semarang
Baca juga: Karma Menjadi Orang Ketiga dalam Hubungan
Saran Irma Makarim
Perilaku seseorang di masa lalu mencerminkan perilakunya di kemudian hari. Ternyata pepatah bijak ini cukup terlihat jelas dalam kasus Anda. Memang, pilihan berada di tangan Anda, begitu juga dengan konsekuensi dari kehidupan yang Anda pilih. Perlu Anda pahami, mengubah sikap orang lain itu sulit. Bila Anda menginginkan perubahan, ubahlah sikap Anda terlebih dahulu.
Sampaikan kepada suami, bagaimana Anda ingin diperlakukan dan ungkapkan penolakan Anda terhadap perselingkuhannya. Tunjukkan juga sanksi tegas bila suami melanggar kepercayaan dan kesepakatan rumah tangga Anda berdua. Jika kali ini Anda masih memaafkannya, sampaikan dengan tegas kepada suami untuk tidak lagi berselingkuh. Apabila suami masih melakukannya, itu berarti ia memang tidak peduli kepada Anda maupun rumah tangganya. Anda harus segera mengambil keputusan demi kebaikan dan kebahagiaan Anda sekeluarga.
Pertimbangkan dengan matang, apakah perkawinan seperti ini layak dipertahankan? Apakah Anda dan anak layak diperlakukan demikian? Anda tak perlu bersembunyi di balik rasa bersalah terhadap orang tua atau anak. Orang tua dan anak juga menginginkan Anda hidup bahagia. Siapkan diri untuk membuka lembaran baru dan raih kembali kebahagiaan Anda.
Saran Monty Satiadarma
Tidak ada obat agar kapok selingkuh, kecuali suami memiliki kesadaran moral yang tumbuh dari dalam diri sendiri. Sejak awal suami memiliki kecenderungan itu, tapi justru Anda yang berusaha untuk menerima dirinya. Ia punya kemungkinan untuk mengulangi perbuatan tersebut dan permohonan maaf jadi formalitas saja atau sekadar lips service.
Ketika Anda bersikukuh menerima dirinya, sementara orang tua tidak merestui, Anda harus sudah bersiap untuk menerima kondisi tersebut dan tidak berharap berlebihan bahwa suatu saat suami akan mengubah sifatnya. Hanya ada dua cara utama yang bisa Anda tempuh. Pertama, bertahan dengan kondisi seperti itu, bersikap tidak peduli dengan perselingkuhannya, dan Anda harus mampu menahan rasa sakit hati. Pada banyak kondisi, sejumlah istri secara bertahap menjadi kebal dengan kondisi tersebut.
Kedua, tinggalkan dirinya. Dengan demikian, status Anda tidak lagi diduakan. Namun, langkah ini harus dipertimbangkan dengan matang dan mengingat kebutuhan anak. Anda perlu menyiapkan jawaban untuk anak, jika suatu saat ia menanyakan kondisi keluarganya. Penjelasan yang jujur sekaligus mudah dimengerti anak seusianya dapat membantunya melewati masa sulit ini. (f)
Topic
#MasalahPernikahan