Profile
Kiat Lintang Wuriantari, Co-Founder Matchamu, Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

18 Jun 2020



Dok. Femina Media



Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang beragam bagi para pelaku usaha. Ada yang bisnisnya sepi order hingga harus mengurangi karyawan, tapi ada juga yang justru jadi banjir pesanan dan omset meningkat.

Lintang Wuriantari, Co-Founder dan Chief Tea Executive Offier Matchamu, adalah salah satu yang merasakan adanya penurunan omset produk matcha kemasannya selama pandemi COVID-19. Karena sekian persen produknya dipasok ke kafe-kafe dan restoran, yang selama pandemi harus tutup atau hanya melayani pesan antar, membuat pesanan Matchamu menurun.

Kendati omset di ranah food service (kafe dan restoran) sempat menurun hingga 50 persen di bulan April lalu, Lintang cukup beruntung karena sejak awal berdirinya Matchamu sudah melakukan diversifikasi produk untuk ritel (mini market, supermarket dan pasar) dan produk food service

"Sehingga ketika pesanan untuk food service menurun, diimbangi dengan produk-produk ritel yang masih ramai dicari, terutama ketika hoarding belanja", ujar Lintang dalam acara talkshow virtual dengan pembahasan Potensi Bisnis Setelah COVID-19 yang disiarkan secara Live di Facebook Page Wanita Wirausaha Femina pada Selasa, 16 Juni 2020.

Tak hanya penjualan ritel yang meningkat, menurut Lintang perilaku masyarakat yang jadi lebih suka berbelanja online turut memengaruhi penjualan secara daring di berbagai e-commerce. Tak tanggung-tanggung, kenaikan penjualan online bisa mencapai 10 kali lipat setiap bulannya dari sebelum pandemi COVID-19 terjadi.

"Sebenarnya penjualan online produk Matchamu bukan sesuatu yang sangat difokuskan. Pada akhirnya sekarang kita jadi lebih pay attention untuk penjualan online-nya, kita grooming supaya jadi lebih menarik bagi customer," papar Lintang yang memaparkan bahwa kini Matchamu sudah punya tiga jenis produk, Matchamu Hojicha Latte, Abang Teh Tarik dan Mak Jamu. 

Untuk membantu meningkatkan penjualan secara online, pendekatan kepada konsumen melalui komunikasi di media sosial menjadi pilihan Lintang. Salah satunya adalah Facebook, yang mana dipilih untuk jadi tempat berkomunikasi Matchamu terhadap konsumen yang lebih matang. 

Menurut Lintang penting untuk memahami perilaku konsumen di masing-masing media sosial. Misalnya seperti di Facebook, yang mana konsumen Matchamu lebih senang dengan konten-konten seperti video dan membaca caption

Tak hanya itu, menurut pengakuannya, di momen-momen di tengah pandemi seperti saat ini, memanfaatkan fitur Facebook Ads sangatlah efektif. 

"Doing business from home and social media boosting itu bisa banget dilakukan saat ini. Karena orang banyak menggunakan media sosial saat pandemi," paparnya lagi.


Dapatkan kesempatan agar bisnis Anda naik kelas dengan mengikuti Scale-Up program persembahan Femina dan Facebook #SheMeansBusiness.

Daftarkan dirimu dengan klik link berikut : https://bit.ly/3p0u0wv
(*) batas waktu pendaftaran : 27 November 2020

Program ini GRATIS dan hanya diperuntukkan bagi 100 wanita wirausaha food & fashion terpilih, yang akan dikurasi oleh tim Femina.

Syarat & Ketentuan Berlaku :
- Wanita Wirausaha / Business Owner kategori Fashion dan Food
- Usia minimal 21 tahun
- WNI, berdomisili di Indonesia
- Memiliki usaha aktif minimal 2 tahun
- Wajib memiliki izin usaha (NIB/CV/PT, dll)
- Memiliki karyawan minimal 3 oran
- Produk kreasi sendiri
- Aktif menggunakan Facebook & Instagram
- Mengisi formulir dengan lengkap dan bersedia mengikuti program Scale Up 6x dalam periode Desember 2020 - Februari 2021



BACA JUGA :
Amanda Cole, Co-Founder Sayurbox, Berdayakan Petani Lokal dengan Platform Digital
Nike Kurnia Percayakan Pemasaran Nasi Bagoes Lewat Media Sosial
Linda Anggrea, Pendiri Buttonscarves Andalkan Facebook untuk Memperluas Pasar


 


Topic

#LintangWuriantari, #wanwir, #facebook, #digitalmarketing