Money
Investasi Aman 2021: Saatnya Beralih ke Surat Berharga Negara?

9 Jul 2021


Foto: Freepik


Meski tengah dilanda pandemi, jumlah investor pasar modal terus mengalami peningkatan. Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengungkapkan melalui Kompas.com, per 19 November 2020, jumlah investor pasar modal sudah tercatat sebanyak 3,53 juta. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 42 persen jika dibandingkan 31 Desember 2019 yang sebesar 2,48 juta.

Jumlah investor baru Surat Berharga Negara (SBN) ikut menanjak seiring tren peningkatan investor pasar modal selama beberapa waktu belakangan. Bisnis.com mengungkap data penambahan investor baru SBN sepanjang 2020 tumbuh signifikan, yakni naik 45,57 persen dibandingkan jumlah investor per akhir 2019 yang sebanyak 316,263 investor.

Investree, salah satu perusahaan fintech lending, misalnya menyebutkan bahwa investor berusia 19-34 tahun mendominasi investor di Investree dengan porsi sebesar 63% dari total investor SBN/SBSN.

Melihat antusiasme masyarakat, Pemerintah baru-baru ini menerbitkan surat berharga negara (SBN) ritel seri Saving Bond Ritel (SBR010). SBR010 ini merupakan SBN ritel ketiga yang diluncurkan, setelah sebelumnya menerbitkan ORI019 dan ST014.

Sebenarnya apa saja yang membuat SBN kini semakin banyak dilirik masyarakat sebagai alternatif investasi?

1/ Imbal hasil kompetitif dan pajaknya lebih rendah dari deposito
Head of Economics Research Pefindo, Fikri C. Permana, seperti yang dilansir dari Kontan.co.id, meyakini imbal hasil SBR010 akan lebih kompetitif jika dibandingkan dengan deposito sehingga menjadi pilihan investasi alternatif yang menarik bagi masyarakat. Selain itu, SBN seri SBR010 pajaknya hanya 15% sedangkan pajak deposito mencapai 20%.

2/ Risiko investasi rendah
Berinvestasi di SBN relatif sangat aman. Hal ini dikarenakan SBN merupakan salah satu produk investasi yang diterbitkan dan dijamin 100% oleh pemerintah Republik Indonesia. Anda akan mendapatkan imbal hasil dari investasi rutin setiap bulannya, sesuai kupon yang tertera saat masa penawaran.

3/ Aman dari fluktuasi pasar
Beberapa produk SBN bersifat non-tradeable, seperti SBR dan ST, sehingga aman dari fluktuasi pasar. Produk non-tradeable memang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder sehingga tidak ada potensi capital loss atau kerugian.

Berbeda dengan ORI dan SR yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder, ada kemungkinan Anda akan mendapatkan capital gain atau malah capital loss. Harga jual dari kedua surat berharga ini juga sangat bergantung pada tingkat suku bunga Bank Indonesia.

4/ Berkontribusi pada pembangunan negara
Dana yang terkumpul di SBN akan digunakan pemerintah untuk mendanai program-program prioritas dalam pemerataan pembangunan, pendidikan, dan kesehatan di Indonesia. 

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, mulai 21 Juni hingga 15 Juli 2021 kembali memasarkan Savings Bond Ritel seri SBR010. Seperti penerbitan SBR seri-seri sebelumnya, hasil penjualan SBR010 akan dialokasikan untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kali ini termasuk untuk membiayai proyek pemulihan dampak pandemi di Indonesia. 

Tertarik untuk membeli SBR010? Anda bisa memesan di Investree melalui halaman marketplace Investree dan aplikasi mobile Investree for Lender. Dengan tingkat kupon minimal mengambang (floating with floor) sebesar 5,10% p.a., SBR010 memiliki tenor 2 (dua) tahun dengan nominal minimal pemesanan yang terjangkau yaitu Rp 1 juta.

Selain itu, investor dapat memperoleh keuntungan lainnya seperti keamanan karena dijamin Pemerintah; pemesanan mudah, 100% online; berlaku pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption) maksimal 50% dari minimal pemesanan Rp 2 juta tanpa biaya pelunasan setelah 12 bulan kepemilikan; dan pembayaran bisa dilakukan melalui Bukalapak dan Tokopedia.

Kupon akan dibayarkan setiap tanggal 10 di setiap bulannya dengan tingkat kupon yang disesuaikan setiap 3 (tiga) bulan pada tanggal penyesuaian kupon (tanggal kupon pertama 10 September 2021, long coupon), didasarkan pada suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,50% ditambah spread sebesar 160 bps (1,60%) sampai dengan jatuh tempo. (f) 



Baca Juga: 
Pahami Pemirsa di Halaman Bisnis Facebook
Memulai Investasi Reksadana untuk Pemula, Ini Tipsnya
Menyiapkan Dana Darurat, Bagaimana Aturan Mainnya?


 


Topic

#investasi, #suratberharganegara