Pada penghujung rangkaian talkshow Financial Literacy Chit Chat with PermataBank di BXc Mall yang telah digelar sejak Februari lalu, hadir Dinny Jusuf, pendiri Toraja Melo (www.torajamelo.com) yang berhasil memberdayakan ratusan wanita di Toraja dan Flores, serta membantu memasarkan hasil tenun mereka.

Dinny dulunya seorang bankir internasional dan pernah diangkat sebagai sekretaris jenderal Komnas HAM, mendirikan Suara Ibu Peduli dan bisnis konsultan. Merasa telah mencapai kesuksesan, ia pun terpanggil untuk melakukan bagi sesama yang dikenal sebagai Wealth-Wisdom.

Dinny membagikan kisah perjuangannya menghidupkan kembali wastra nusantara pada ibu-ibu pensiunan yang tergabung dalam berbagai komunitas di BXc Mall sore hari akhir November lalu. “Dulu, tidak ada orang yang mau beli tenun Toraja, bahkan orang Toraja sendiri malu mengenakannya,” kisah Dinny. Kini, sudah 10 tahun Toraja Melo beroperasi di 4 area Sulawesi Barat yaitu Adonara, Lembata, Toraja, dan Mamasa.

Tak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan, upaya Dinny ternyata berhasil melestarikan warisan budaya tertua nusantara ini. “Tenun itu warisan sebagaimana resep makanan. Tadinya anak muda sudah enggak ada lagi yang mau menenun, setelah Toraja Melo hadir di kampung mereka dan membukakan kesadaran dan bimbingan enterpreneurship akhirnya kini sudah 3 generasi bisa menenun,” ujar Dinny senang. Agar lebih mudah masuk ke tengah masyarakat, sejak 2004 Dinny bekerjasama dengan yayasan Pekka yang telah lebih dulu mendampingi para ibu tunggal di pedalaman Toraja.

Selain itu, ada pembekalan Financial Literacy dari PermataBank mengenai kampanye #BicaraUang dan #SayangUangnya dalam workshop berinvestasi. PermataBank, sejak ulang tahunnya yang ke-15 pada 27 September lalu, telah meluncurkan 9 guide book mengenai edukasi pengelolaan keuangan. Panduan bagaimana bicara tentang uang ke pasangan, anak yang lebih kecil dan remaja, dan mentor (guru) bisa didapatkan di situs www.bicarauang.com. 

Uang adalah salah satu topik tabu yang dibicarakan dalam keluarga selain seks, sementara 2011 Teens & Money Survey Findings menyebutkan bahwa 82% remaja mengaku pendidikan literasi keuangan diperoleh melalui  orang tua mereka.
 
“Tentu kita harus mengerti dulu siapa audience kita. Anak perlu dilibatkan dalam pengaturan uang. Sejak kecil mereka diperkenalkan bentuk-bentuk uang atau dibawa ke ATM, misalnya. Sedangkan pada anak remaja akan lebih efektif diajak diskusi bukan menggurui dan memberikan contoh teladan dalam pengaturan uang yang benar,” kata Ivy Widjaja, Head Customer Segmentation & Marketing PermataBank.
               
Dalam sesi workshop berinvestasi, pembekalan yang diberikan adalah bagaimana mengelola uang dalam masa pensiun. “Jika dulu orang berpikir menabung itu ya tabungan atau deposito, maka pilihan instrumen investasi saat ini lebih banyak, antara lain reksadana atau obligasi,” papar Tri Utami Kusumawardani, Investment Specialist Head PermataBank.
Tri pun menjelaskan mitos salah yang beredar di masyarakat seperti investasi itu harus besar (mahal) atau berisiko tinggi. Yang benar, risiko itu bisa diminimalisir.

“Jika untuk kebutuhan lebih dari 3 tahun, sudah tidak bisa lagi pakai tabungan atau deposito karena akan tergerus inflasi,” ujar Tri.  Saat ini suku bunga deposito telah turun menjadi 5%. Dibandingkan investasi reksadana jelas jauh lebih menguntungkan dengan suku bunga tertingginya pernah mencapai 13,75%.
               
Salah seorang peserta penasaran ingin membuka investasi untuk cucunya dan bertanya tentang prosedur pembelian reksadana. Tri menjelaskan bahwa usia minimal adalah 17 tahun karena dibutuhkan KTP untuk membuka tabungan di Permatabank yang akan didebet secara otomatis untuk pembelian reksadana secara berkala per bulannya. Minimal pendebetan sebesar Rp250 ribu dan disarankan diatur pendebetan selama 50 tahun. Alasannya, reksadana bisa dihentikan kapan saja.  

“Reksadana bersifat sangat fleksibel. Untuk anak usia di bawah 17 tahun, bisa menggunakan akun tabungan atas nama orangtuanya dulu, reksadana juga bisa dibeli secara fleksibel jumlahnya, kapan pembeliannya, secara berkala atau sekaligus, dengan tenor bebas. Lebih menguntungkan lagi reksadana itu bebas pajak,” jelas Tri. (f)
 

---

Topic

#Keuangan

---