Money
10 Langkah Evaluasi Keuangan Agar Lebih Kaya di Tahun Depan

21 Dec 2016


Foto: Fotosearch

Bulan Desember akan segera berakhir. Artinya, sebentar lagi kita akan menyambut tahun 2017. Memasuki awal tahun baru, tentunya diharapkan kehidupan kita menjadi lebih baik lagi, termasuk dari segi keuangan. Saatnya mengevaluasi kondisi finansial selama tahun 2016, nih. Yuk, lakukan 10 langkah berikut untuk meraih keuangan yang lebih bersinar di tahun depan, hasil konsultasi femina dengan Perencana Keuangan Pandji Harsanto CFP® yang memiliki situs www.pandjiharsanto.com.

1.    Cari tahu pos-pos pengeluaran
Lakukan analisis keuangan. Mulai dari ke mana uang tersebut habis (berdasarkan pos), jumlah yang dikeluarkan, waktu pengeluaran, dan tingkat kepentingan dari pengeluaran tersebut. Pastikan juga apakah pengeluaran tersebut sesuai target. Cari pos-pos pengeluaran yang di luar nilai kewajarannya atau terlalu berlebih. Ada tiga cara untuk mengatasi pos pengeluaran yang di luar nilai kewajaran. Pertamaa dengan dikurangi, kedua dengan substitusi atau downgrade, dan ketiga dengan menghapus pos pengeluaran tersebut jika tidak terlalu penting. Kalau masih berlebihan, kita harus mengencangkan ikat pinggang di tahun depan. Intinya, sih, perhitungan ini akan membantu kita untuk lebih mengontrol keuangan selanjutnya.

2.    Data kekayaan
Apakah kita memiliki tabungan? Atau, kita punya rumah dan mobil? Data seluruh aset yang dimiliki, seperti rumah atau apartemen, kendaraan, tabungan, deposito, hingga saham (jika punya). Khusus untuk rumah dan kendaraan, hitung nilainya sesuai pasaran saat ini. Jangan berkecil hati jika kita baru sekadar memiliki tabungan—yang penting sudah usaha untuk memiliki aset.

3.    Kelancaran utang
Pastikan pembayaran utang kita selama tahun 2016. Mulai dari kartu kredit hingga cicilan pembayaran mobil atau rumah. Cek apakah kita selalu tepat waktu membayar atau ada tunggakan. Kalau pembayaran selama ini lancar dan melunasi langsung (tidak hanya membayar jumlah tagihan minimum untuk kartu kredit), artinya kita sudah berada di jalur yang benar. Teruskan ‘prestasi’ ini untuk tahun depan.

Ingat untuk rasio total cicilan utang yang sehat adalah tidak lebih dari 30% penghasilan Anda. Apa solusinya jika Anda memiliki total cicilan hutang di atas 35% atau bahkan 50% dari penghasilan? Restrukturisasi utang Anda dengan melunasi utang nominal terkecil dan berbunga tinggi, atau bisa memperpanjang tenor lamanya cicilan untuk utang yang bernominal besar dan berbunga kecil. Untuk cara yang kedua adalah adalah mau tidak mau adalah dengan menambah penghasilan Anda.
 
4.    Hitung kekayaan bersih
Begitu mengetahui jumlah aset yang dimiliki, hitung kekayaan bersih kita. Caranya, jumlah total aset dikurangi total utang. Misalnya, total nilai rumah, kendaraan, tabungan, dan saham kita mencapai Rp1 miliar. Sedangkan utang cicilan rumah masih ada 2 tahun lagi, dengan jumlah cicilan per bulannya Rp3 juta. Artinya, kita masih punya utang Rp3 juta x 24 bulan = Rp72 juta. Maka total asset yang dimiliki adalah Rp1 miliar – Rp72 juta = Rp928 juta.

Jika kekayaan bersih Anda lebih banyak dibandingkan awal tahun, artinya kekayaan bersih Anda meningkat. Kalau kekayaan menurun, cari tahu penyebabnya dan cari tahu langkah yang harus dilakukan.

5.    Cek proteksi kesehatan dan Jiwa
Sudahkah kita memiliki asuransi kesehatan? Ingat, kesehatan sangatlah mahal. Dengan menyisihkan uang Rp80.000 per bulan untuk BPJS, kita sudah menabung untuk manfaat medis hingga jutaan rupiah. Jadi ketika harus dirawat di RS, kita tidak mengeluarkan uang dalam jumlah besar.

Mulai tahun depan, tidak ada salahnya kita menambah asuransi kesehatan di luar BPJS, karena ada beberapa hal yang tidak ditanggung. Pilih asuransi yang dapat melengkapi kekosongan tersebut. Bagi Anda yang memiliki tanggungan, pastikan untuk memiliki proteksi penghasilan. Jadi jika suatu saat terjadi risiko kematian atau cacat tetap total yang membuat Anda tidak mampu bekerja lagi, keluarga tetap bisa menjalani hidup dan menerima penghasilan yang biasa Anda terima per bulannya.

Untuk proteksi penghasilan ini Anda dapat mengalihkannya dengan membeli asuransi jiwa. Pilihan yang tepat jika Anda membeli asuransi jiwa berjangka, dengan premi terjangkau namun manfaat Uang Pertanggungan (UP) yang diterima sangat besar. Idealnya UP adalah jangka waktu dari usia tanggungan Anda yang terkecil sampai sang anak dewasa.

Misal, penghasilan Anda saat ini adalah Rp10 juta per bulan dan usia anak  Anda tujuh tahun. Jika usia mapannya adalah 21 tahun, maka UP yang diterima adalah 14 tahun x 12 Bulan x 10 juta = 1,68 Milyar (ini adalah UP untuk proteksi Anda yang ideal). Minimal UP yang dimiliki adalah 60 kali penghasilan. Jadi keluarga Anda masih dapat bertahan hidup setidaknya 5 tahun sepeninggal Anda.

6.    Pastikan dana darurat
Bagaimana jika perusahaan tiba-tiba gulung tikar dan kita di-phk tanpa mendapat pesangon? Atau, kita sudah benar-benar nggak betah bekerja di kantor sehingga memutuskan berhenti meski belum punya pekerjaan pengganti.  There is no job security anymore, you need financial security.

Nah, di momen seperti inilah kita membutuhkan dana darurat. Jika selama ini kita belum menabung, pastikan mulai sekarang sisihkan setidaknya 10% gaji untuk dana darurat. Bagi lajang, jumlahnya harus sebanyak enam kali bulan pengeluaran. Bagi yang sudah berkeluarga dan mempunyai tanggungan minimal miliki sembilan kali pengeluaran bulanan.

Terus tambah dana darurat Anda sehingga mencapai nilai yang ideal. Untuk membentuk dana darurat butuh waktu yang bertahap. Sulit bagi Anda untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang jika hari ini Anda masih belum aman secara keuangan.

7.    Investasi
Jika ingin memiliki hari tua yang mapan, menabung konvensional tidaklah cukup. Sebaiknya, cobalah berinvestasi dalam instrumen lain. Bisa berupa reksa dana, logam mulia, atau saham. Jika tahun ini belum menjalankannya, mulai tahun depan cobalah untuk mempelajari instrumen keuangan tersebut. Penting untuk tahu apa yang Anda beli, dan beli yang Anda tahu.

Investasi  membutuhkan komitmen dan kesabaran. Hasilnya memang tidak akan langsung terasa tapi berdasarkan pengalaman di atas tiga tahun nilai investasi aset Anda dapat dipastikan meningkat. Berinvestasilah untuk tujuan keuangan jangka menengah dan jangka panjang di atas tiga tahun. Misalnya, kita lebih nyaman dengan logam mulia. Kini kita bisa mencicilnya, tuh, sama seperti investasi reksa dana yang bisa didebet otomatis tiap bulannya.  

8.    Cukupkah penghasilan?
Selama ini lebih besar pasak daripada tiang meski sudah berhemat? Mungkin saatnya bagi Anda untuk menambah sumber penghasilan. Bisa berbisnis sendiri secara online, atau menjajal pekerjaan sampingan yang tidak mengganggu pekerjaan utama seperti mengajar les privat. Ini penting agar kita tetap bisa berinvestasi sehingga gaji tidak hanya numpang lewat.

9.    Tentukan tujuan keuangan tahun depan
Kita akan termotivasi mengembangkan kekayaan jika ada tujuannya. Jadi, tentukan tujuan keuangan kita di tahun 2017. Apakah mengumpulkan dana pensiun? Atau ada keinginan membeli properti? Atau ada tujuan jangka pendek seperti jalan-jalan ke Eropa?

Bagi tujuan keuangan berdasarkan jangka pendek (kurang dari 2 tahun), jangka menengah, dan jangka panjang (di atas tiga tahun dan lima tahun). Lalu, sesuaikan produk keuangan untuk masing-masing tujuan keuangan tersebut. Dengan begitu, kita pun bisa menghitung dana yang diperlukan untuk menabung dan berinvestasi demi memenuhi target tersebut.

10.    Belajar dan mencoba investasi  pasar modal
Jika selama ini kita cenderung main aman dengan menabung konvensional, maka waktunya kita untuk berani mengambil risiko dengan berinvetasi dalam jenis lain. Apalagi, jika mengejar setoran. Jika ingin liburan ke Jepang di akhir tahun depan selama seminggu, artinya kita harus mengumpulkan dana sebesar Rp20 juta (perkiraan kasar). Ini bisa diraih dengan investasi obligasi, atau reksa dana pendapatan tetap yang bisa memberikan return lebih stabil.

Tapi jika tujuan keuangan kita adalah dana pensiun, beranilah mencoba reksa dana saham, atau bahkan saham secara langsung agar bisa memperoleh return yang lebih tinggi. Meski risikonya juga tinggi, berdasarkan data dari tahun ke tahun investasi tipe ini tetap menguntungkan selama untuk jangka panjang. (f)

Baca juga:
Di Akhir Tahun, Pengeluaran Terbesar 47 % Orang adalah untuk Berlibur
Beli Atau Sewa Rumah?
Memilih di Antara Investasi Reksa Dana, Deposito, atau Unit Link


Topic

#aturgaji