Food Trend
Andien Bercerita Keju dan Mayones Nabati yang Kini Kesukaannya

29 Sep 2022

 
Foto kiri ke kanan: Max Mandias, Andien Aisyah, dan dr. Larry Tumalun, Sp.GK., M.Gizi.

Menganut gaya hidup makan nabati kini bukan lagi hal yang sulit dilakukan di Indonesia.

Penyanyi Andien Aisyah yang telah menjalani plant-based diet sejak lama, kini menemukan kemudahan dalam mendapatkan bahan makanan yang menunjang kebutuhannya. Kendati demikian, Andien mengaku bukan menganut pla makan nabati karena gaya hidup.

“Seiring saya dewasa, makin banyak masalah kesehatan yang dirasakan. Mulai dari kena typhus lima kali setahun, stamina bernyanyi menurun hingga sering mengalami intoleransi laktosa. Perut saya bisa kembung kalau makan sesuatu yang mengandung susu atau olahan susu,” ungkapnya saat menjadi narasumber di acara “Peluncuran Creamy Crew, Inovasi Produk Dairy-Free dan Low-Fat dari GreenRebel” di restoran Burgreens, Menteng, beberapa waktu lalu.

Puncaknya  saat hamil anak kedua. Dirinya mengalami mual-muntah berat terutama saat mencium aroma daging.

Sejak itu Andien belajar pola makan yang lebih plant based.

“Setelah melahirkan, aku menjadi predominantly plant based, dan mengalami banyak sekali perubahan fisik maupun spiritual. Aku merasa stamina lebih baik, hasil tes darah bagus, bangun tidur lebih baik, dan badanku seperti punya switch untuk istirahat. Jam Sembilan sudah mengantuk dan jam lima pagi bangun badan segar,” jelasnya, saat menjelaskan apa yang terjadi kala mengubah ke  plant based diet sepenuhnya.

 

Foto: dok. Femina.

Banyak Orang Tak Sadar Intoleransi Laktosa

Dijelaskan dr. Larry Tumalun, M.Gizi, Sp.GK., dokter spesialis gizi klinik, sebagian besar  orang Indonesia  mengalami intoleransi laktosa namun tidak memahami jika apa yang dialami merupakan gejala intoleransi laktosa.

“Intoleransi laktosa ini disebabkan tubuh seseorang tidak punya cukup enzim untuk memecah karbohidrat susu menjadi glukosa dan galaktosa  yang akan masuk ke dalam sel menjadi energi. Laktosa utuh ini kemudian difermentasi oleh usus dan menghasilkan gas, yang pada akhirnya menyebabkan kembung, nyeri perut, diare, konstipasi, nyeri kepala, anxiety, depresi hingga gangguan irama jantung. Ini yang sering tidak disadari dan dianggap bukan disebabkan intoleransi laktosa,” jelasnya. 

Intoleransi laktosa dapat disebabkan banyak produk susu dan turunannya. Mulai dari susu, krim, keju, dan seterusnya.

“Solusinya, tentu perlu menghindari konsumsi susu dan turunannya. Namun saat membeli produk non-dairy, penting juga untuk lebih jeli memastikan produk tersebut bebas dari laktosa, meski produk berlabel  bebas susu,” pesan dokter Larry.
 
Jika benar-benar tidak bisa menoleransi laktosa, dokter Larry menyarankan untuk memulai mencoba gaya hidup makan nabati. Berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO), sebagian besar makanan healthy food yang direkomendasikan adalah dari makanan berbasis tumbuhan. Hanya satu jenis healthy food dari jenis hewani yang direkomendasikan WHO, yakni ikan. Sebagai permulaan, seseorang bisa mulai menjalani plant based diet setidaknya 3 kali seminggu terlebih dulu. 

“Namun walaupun menjalani plant based diet tetap harus diatur jenis, jumlah, keaneka ragaman dan kombinasi makanannya, sehingga kebutuhan gizi seimbangnya tetap terjaga,” terangnya, menekankan. 
 

Foto: dok. GreenRebel.

Makan Lezat Tetap Sehat

Memahami kebutuhan menjalani gaya hidup makan berbasis nabati yang semakin banyak dilakukan masyarakat Indonesia karena alasan kesehatan, GreenRebel, startup teknologi pangan sudah mengembangkan daging analog (rasa ayam juga sapi) dan keju nabati alami. Cita rasa daging analog yang diproduksi perusahaan ini diakui Andien memiliki rasa lezat dan bisa diterima anak-anak juga. 

“Ya, apalagi adanya produk Creamy Crew-nya sangat membantu saya untuk tetap bisa menikmati semua kreasi cheesy recipes di rumah. Mayo-Nice Sauce-nya juga disukai kedua anak saya, terutama saat menikmati sandwich,” terangnya lagi. 

Menanggapi antusias pelaku diet berbasis nabati seperti Andien, Max Mandias, co-founder GreenRebel dan Burgreens mengaku, produk terbaru Creamy Crew dibuat untuk membantu penderita intoleransi laktosa tetap menikmati makanan yang perlu menggunakan dressing salad, keju, maupun mayones tapi dengan produk non-dairy yang lezat. 

“Produk ini juga dibuat dengan kandungan lemak rendah sehingga bisa juga membantu menurunkan risiko gangguan kesehatan akibat pola makan tinggi lemak,” tutup Max. (f)

Baca juga: 
Tren Tea Blend di Luar Negeri, Indonesia Sedang Menyusul? 
Menanam Microgreens Bisa Jadi Hobi Baru
Hwangnam-Ppang, Kue Korea yang Mirip Bakpia Jogja


Laili Damayanti


Topic

#plantbaseddiet, #veganfood, #vegancheese