
Dok.TN
MAMA - Toko Kue dan Es Krim
Jl. Serui No.15, Pattunuang, Makassar
(0411) 435672 / 09.00 – 19.00 WITA
Harga: Rp5.000 – Rp165.000
Suasana: Nyaman, sehangat bersantap di rumah kerabat
Ketika orang Jakarta sedang berandai-andai punya toko kue nostalgia yang superlengkap, orang Makassar tengah berbangga dengan Mama - Toko Kue dan Es Krim. Di sini, keahlian khusus dalam membuat kue langka dilestarikan. Slogannya, “Dapur Mama, dari yang lama untuk selamanya”.
Berdiri di dalam bangunan kolonial milik keluarga, Toko Mama berkembang dengan pangsa tersendiri berkat suasana yang istimewa. Unsur nostalgia tidak dilarut-larutkan dengan interior usang. Struktur bangunan lawas yang nyeni ditemani mural bergambar suasana jalan raya masa lalu. Kursi dan mejanya anyar, tapi matching dengan sudut-sudut jadul yang apik.
Toko ini pernah meraih Certificate of Excellence 2016 dan 2017 dari Trip Advisor.

Kue Biji Nangka, biasanya ada di acara adat Bugis-Makassar. (dok.TN)
Kue khas Kerajaan Bugis atau yang biasanya hanya ditemui di pernikahan, hadir untuk dinikmati setiap hari. Maka, jika umumnya rumah makan Makassar hanya menjual Putu Cangkir, Panada, dan Jalangkotek, Anda bisa terkesima di Toko Mama saat melihat yang tidak umum seperti Cucur Bayao, Bayao Nibalu, Sanggara Balanda, Taripang, hingga Sikaporo.
Ada Kue Seruni, mengadaptasi bentuk kembang seruni yang dibuat dengan keahlian tangan khusus. Kenyal, dari tepung ketan dan tepung beras, dan diisi kentang kukus manis. Lainnya, Kaddobodong, sejenis dadar beras ketan berisi unti.

Talam Ebi. (dok.TN)
Pendiri, Ibu Mimi Kudrati, doyan mengulik resep-resep penganan yang terlupakan. Dihadirkannya kue-kue lokal yang higienis, tanpa melibatkan pengawet, adalah kehangatan seorang ‘Mama’, yang bisa dirasakan siapapun yang ‘bertamu’.
“Dulu, Mama senang membuatkan kami jajanan. Kini, dia teman diskusi saya. Kami berbagi sudut pandang tentang bagaimana menyesuaikan warisan tradisi ke pasar masa kini,” ujar penerus, Natalia Tanyadji.

Kaddobodong. (Dok. TN)
Sebagai pencuci mulut, ada rotasi 22 rasa es krim. Khas kasih sayang ‘mama’, semuanya diolah dari rasa dan warna bahan asli. Ada pula Es Pallubutung, Es Pisang Ijo, hingga Es Cendil. Di lokasi Toko Mama terbaru di Jalan Baumangga Raya, segala yang menggugah juga tersedia.

Duri-Durian. (dok.TN)
Karena tingginya peminat, kue basah diproduksi sepanjang hari. Cocok untuk karakteristik kue-kue basah yang umumnya tidak ditaruh di dalam kulkas.
Generasi kedua, Natalia Tanyadji, menunjukkan dapur operasional Toko Mama yang bersih dan lapang. Di tengah kalangan foodie, ia dikenal sebagai salah satu anggota Jalansutra, komunitas makan dan jalan-jalan besutan Alm. Bondan Winarno dan Wasis Gunarto.

Panada. (Dok.TN)
Di tengah suasana toko yang tenang, kami ngobrol ditemani Bassang, bubur hangat dari jagung pulut. Di samping kami, suara gemericik kolam koi. Operasional, kualitas 50 jenis penganan, hingga inovasi, ditanganinya sepenuh hati. Dibesarkan dalam kecintaan terhadap rasa lokal, Natalia adalah penerus sempurna bagi keberadaan kue-kue Indonesia. (f)
Baca juga:
Kandas Sarai dari Daya, Sambal Pakai Batang Serai Muda
Gaya Berbeda Penikmat Gelato di Bali dan Jakarta, Kata Gregory Lentini
Trifitria Nuragustina
Topic
#makassarfood, #jalansutra