Dok: Femina
Anak-anak zaman old mengenal jajanan es kue atau disebut juga es gabus. Es buatan industri rumah tangga ini terbuat dari tepung hun kwe (kami menyebutnya hong kue), gula, dan pewarna yang sukses membuat anak-anak ketagihan. Penampakannya menggiurkan, warna-warni menyerupai pelangi. Ini salah satu jajanan favoritku zaman kecil.
Keberadaan es kue itu saat ini nyaris hilang dari peredaran, karena tentu saja anak-anak zaman now punya selera sendiri. Perubahan selera dan zaman yang mengakrabkan mereka dengan berbagai varian ice cream siap beli yang tak terhitung jumlahnya. Kalau mau bikin es kue, ya, harus bikin sendiri.
Aku yang termasuk kategori penyuka es kue, pakai banget, tentu harus bela-belain bikin es kue sendiri, kalau lagi kepengenan. Tentu harus melewati drama trial and error yang ujungnya membuat hatiku happy setengah mati. Wuaaah…senang rasanya. Akhirnyaaa… bisa membuat es kue sendiri. Menu camilan di rumah pun makin sering dilengkapi es kue buatan sendiri. Semua jadi familiar dengan ‘es zaman old’ itu. Atau mungkin aku ‘memaksa’ mereka untuk ikutan suka es kue. Ha… ha… ha….
Suatu malam, tiba-tiba tercetus begitu saja keinginan untuk ngemil es kue favorit. Tetapi, bahan utamanya, yaitu tepung hun kwe, habis. Maka, adik laki-lakiku pun jadi sasaran untuk dimintai tolong membeli tepung hong kue di toserba dekat rumah. Di benakku, pasti dia sudah tahu tepung yang akan dibeli itu dan tanda-tanda kemasannya. Toh, dia sering lihat di rumah ini. Biar begitu, aku tetap memberi penjelasan cukup detail sebelum dia berangkat. Daripada salah beli.
Ketika dia sudah menyalakan motor di depan rumah, dia mengonfirmasi ulang tugasnya. “Beli tepung hong kue yang untuk bikin kue itu, ‘kan?” Aku menjawab singkat, “Sip!”
Tidak perlu nunggu lama, motornya sudah ada di depan rumah lagi. Adikku menyerahkan kantong belanjaannya. Aku segera memeriksa kantong kresek itu. Lho? Tepung yang kuminta tidak kutemukan! Yang kutemukan hanya biskuit Khong Guan (baca: Hong Guan) dalam kemasan plastik persegi empat.
Ternyata, oh, ternyata… dia salah beli. Hong kue dipikirnya adalah Khong Guan (baca: Hong Guan). Hong kue, hong guan sepertinya beda-beda tipis di pendengarannya. Ternyata, dia juga enggak ngeh bahan pembuat kue itu bentuknya tepung, bukan biskuit. Miskom yang parah! Gelak tawa kami pun memecah keheningan malam.
*****
Zarumiah Aumi - Bau-Bau, Sulteng
Nama tokoh dan tempat kejadian boleh fiktif.
Kirim melalui e-mail: kontak@femina.co.id atau
pos, tuliskan di kiri atas amplop: Gado-Gado
Topic
#gado-gado, #fiksi