
Foto: Adelli Arifin
Untuk menjadi seorang desainer nggak cukup mengandalkan konsep idealis. Kita juga harus mau belajar agar berkembang. Salah satu caranya adalah mengikuti lomba yang akan menantang sisi kreativitas dan strategi bisnis kita.
Tahun ini Lomba Perancang Aksesori (LPA) kembali menantang calon desainer aksesori Indonesia untuk mewujudkan tema Art Attack, yaitu eksplorasi keindahan seni menjadi rupa aksesori yang estetis sekaligus bisa menjadi fashion statement. Ketua Pelaksana LPA 2016, Yenny Glenny ikut mengajak peserta workshop LPA (yang dibagi menjadi dua batch: pukul 10.00-12.00 dan pukul 14.00-16.00) pada tanggal 28 Juni 2016 lalu di RSG Gedung Femina untuk mengikuti lomba.
“Kami mencari talenta baru di industri desain aksesori. Lomba ini bisa diikuti oleh semua warganegara Indonesia yang berusia minimal 18 tahun. Silakan mengirimkan sembilan sketsa sesuai tema karena ini kesempatan berkontribusi dalam perkembangan aksesori lokal, sekaligus mendukung perkembangan dunia mode Indonesia. Karya finalis juga akan muncul di event prestige Jakarta Fashion Week 2017,” ungkap Glenny.
Novita Susanti, Pemenang III LPA 2014, yang menjadi pembicara workshop LPA di Batch 1, sudah membuktikan sendiri manfaatnya.
“Lomba adalah langkah awal untuk belajar. Ikut suatu lomba bukan sekadar kalah atau menang. Saya pribadi mengikuti lomba sebagai ajang belajar, ketemu orang, dapat link, dan pastinya membuat saya lebih termotivasi. Itu semua akan jadi ilmu kita saat berbisnis dan hal tersebut nggak akan didapat kalau kita nggak mencoba,” kata Novi yang saat ini semakin serius menjalankan bisnis aksesori THE THEME miliknya.

Beberapa karya Novi Susanti yang dipamerkan di workshop LPA sesi 1
Ai Syarif, Creative Director Jakarta Fashion Week juga berpesan jika ingin mengikuti lomba, kita harus benar-benar memikirkan cerita di balik pembuatan suatu karya.
“Harus ada sisipan visi dan misi. Dalam membuat suatu karya harus ada passion di dalamnya, ada filosofi. Itu yang akan dilihat oleh juri karena akan terasa lebih kaya. Dibandingkan produk yang jor-joran dalam memakai bahan mahal, tapi nihil nilainya,” Ai menegaskan.

Petty S. Fatimah (CCO Femina) dan Amanda Mitsuri kasih bocoran kepada peserta workshop LPA sesi kedua
“Sadar atau tidak, kita semua punya modal. Kita harus berani ngasih tahu bahwa kita punya sesuatu yang istimewa dari sebuah karya. Apalagi jika punya background desain produk, pengetahuan tiga dimensi akan punya peluang,” ujar Amanda di depan peserta workshop LPA Batch 2 yang didominasi oleh mahasiswa Desain Produk Universitas Pelita Harapan.
Tunggu apa lagi? Langsung daftar Lomba Perancang Aksesori 2016 di sini. (f)
Topic
#JFW2017