
Foto: 123RF
Tanti – Bogor
Saran Irma Makarim
Adanya perbedaan pendapat dan kebiasaan dalam merawat anak terkadang sulit dihindari. Tetapi, kemungkinan ini bisa diperkecil bila kedua belah pihak bisa saling menghargai. Intervensi beliau mungkin sulit dihindari, tetapi ini terpulang kembali bagaimana Anda menyikapinya. Sesekali tentu tak adanya salahnya menerima masukan beliau. Masukan yang bermanfaat dan bisa diterapkan sebaiknya diterima dengan terbuka. Paling tidak, Anda bisa melihat suami sebagai hasil pendidikan beliau.
Sementara itu, semua orang tua memiliki keterbatasan, tetapi mereka belajar dari pengalaman dalam merawat anaknya. Semua ini tak perlu membuat Anda merasa terintimidasi. Munculnya perasaan tak kompeten dalam menghadapi intervensi ibu mertua biasanya berhubungan dengan rasa kurang percaya diri Anda.
Membuka diri dan banyak belajar dari buku, pelatihan, dan pengalaman sehari-hari, bisa meningkatkan rasa percaya diri. Suami perlu dilibatkan, tak hanya dalam menghadapi ibu mertua, tapi juga dalam merawat anak. Dengan demikian, Anda berdua bisa membangun hubungan dengan anak, dan ibu mertua dapat melihat kesungguhan Anda berdua dan mengurangi intervensinya.
Saran Monty Satiadarma
Pertentangan mertua-menantu tidak dapat menyelesaikan masalah, dan jika berlarut-larut justru akan menimbulkan kesenjangan hubungan di antara anggota keluarga. Kehadiran cucu membuat ibu mertua merasa berdaya kembali setelah anak-anaknya dewasa dan hidup mandiri, sementara usia membuat dirinya merasa lebih berpengalaman.
Wajar bila Anda merasa tak nyaman dengan keadaan ini, tapi Anda tak harus merasa kurang kompeten karenanya. Apalagi, sejak semula Anda memang mengharapkan bantuannya. Hanya, pada kenyataannya, ibu mertua melampaui batas otoritas menangani bayi Anda.
Sampaikan pada ibu mertua bahwa Anda butuh bimbingannya dalam mengasuh anak, karena tanpanya Anda kurang pengalaman. Dengan demikian, ibu mertua akan mengalihkan peran nenek menjadi guru. Beliau akan mengawasi, mengajari, dan memberi arahan pada Anda, sebagai bentuk mencari makna diri. Anda sendiri justru berperan mengarahkan ibu mertua sebagai guru, Anda sebagai murid, dan cucunya atau anak Anda adalah asuhan yang menerima kasih sayang bersama. Tempatkan si kecil bukan sebagai objek rebutan, apalagi sasaran masalah, tetapi sebagai penerima kasih dari para pengasuhnya. (f)
Baca juga: Menghabiskan Banyak Waktu dengan Anak, Kunci Keluarga Harmonis
Cara Berdamai dengan Pilihan Meninggalkan Karier Demi Menemani Suami Merantau
Pernikahan Beda Negara, Cara Mengatasi Canggung dengan Keluarga Suami
Topic
#MasalahKeluarga