Celebrity
Chelsea Islan: Berakting Untuk Belajar

6 Jul 2015

Tidak ada yang bisa menghentikan laju Chelsea Islan (20) untuk terus berkarya dan menyebar inspirasi, bahkan skandal video sekalipun. Di kancah perfilman tanah air, namanya  makin melambung tinggi. Bakat yang ia perlihatkan membuatnya  makin dipercaya sebagai pemeran utama. Ia pun  makin menyejajarkan diri dengan aktris dan aktor papan atas Indonesia. Terbukti, dalam ajang Indonesia Choice Award 2015, pemeran Diana dalam film Di Balik ’98 ini terpilih sebagai Actress of The Year, mengungguli Dian Sastrowardoyo, Laudya Cynthia Bella, Pevita Pearce, dan Acha Septriasa.       

Usia Chelsea baru 3 tahun kala kerusuhan Mei 1998 bergejolak. Siapa sangka, 16 tahun setelah kejadian yang menelan banyak korban dan meninggalkan luka mendalam, salah satunya bagi keluarga aktivis yang menuntut rezim Soeharto untuk mundur itu, ceritanya diangkat ke layar lebar. Aktor senior Lukman Sardi menjadi sutradara pembuatan film yang juga melibatkan Ririn Ekawati ini.

Untuk mendalami karakter sebagai Diana, mahasiswi dan aktivis yang kerap terlibat dalam demonstrasi, wanita kelahiran New York, 2 Juni 1995, ini pun mengunjungi kampus Universitas Trisakti dan Museum Reformasi Trisakti. Di sana ia berdiskusi dengan para mahasiswa, melihat jaket almamater warna biru yang menjadi simbol suara mahasiswa dan foto-foto kerusuhan dan bunga mawar yang sempat dibagikan kepada para tentara sebagai koleksi museum.

“Reformasi telah dibayar mahal dengan darah dan nyawa. Sebagai generasi muda dan penerus bangsa, saya akan menghargai  hal itu  seumur hidup. Saya juga berharap, jangan terjadi lagi kerusuhan seperti tahun 1998. Jangan membeda-bedakan suku,ras, dan agama,” ujarnya.

Selain Di Balik ’98, Chelsea juga bermain dalam film Guru Bangsa: Tjokoroaminoto (2015) sebagai Stella, gadis penjual koran. Membintangi dua film yang berkaitan dengan sejarah diakui Chelsea rasanya seperti kembali lagi  ke  bangku sekolah, berhubung ia harus kembali belajar sejarah. Namun, tuntutan ini baginya justru memuaskan dan menyenangkan. Bahkan, sejalan dengan yang ia harapkan, bahwa film bukannya hanya untuk dibintangi, tetapi juga sebagai media untuk belajar.

“Saya menjadikan film sebagai tempat untuk belajar, makanya saya sangat selektif dalam memilih peran. Saya tidak menerima tawaran main sinetron. Selain ceritanya kurang menarik, totalitas untuk berakting pun susah untuk diaplikasikan di sana,” ujarnya.

Sikapnya ini terbukti membuahkan hasil. Kesuksesan demi kesuksesan terus ditorehkan oleh Chelsea. Tidak  lebih dari 3 tahun sejak wajahnya dikenal publik lewat videoklip band Noah pada tahun 2013, namanya langsung melejit. Berbagai judul film lain telah ia bintangi. Di antaranya, Refrain (2013) bersama Afgansyah Reza dan Maudy Ayunda, Street Society (2014) bersama Marcel Chandrawinata, dan Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar (2014) bersama Dion Wiyoko.

Terakhir di Indonesian Movie Awards (IMA) 2015, ia menjadi nominator termuda dalam kategori Pemeran Wanita Terfavorit. Meski belum membawa pulang piala, di sana ia bersaing dengan aktris yang lebih senior, seperti Dian, Acha, Atiqah Hasiholan, dan Marsha Timothy.


DESIYUSMAN MENDROFA


Topic

#ChelseaIslan