
Dalam LinkedIn Opportunity Index 2020 yang baru-baru ini dipublikasikan, diketahui bahwa, tenaga profesional Indonesia sangat percaya diri dan optimis untuk mencapai peluang. Tetapi, pada saat mencari peluang-peluang yang ada, mereka sadar ada beberapa hal yang menjadi tantangan.
Lima hal yang terbesar yang dianggap menciptakan kesenjangan peluang adalah status finansial, minimnya lapangan pekerjaan, usia, keterbatasan waktu, dan kurangnya rasa percaya diri.
Penelitian jaringan profesional LinkedIn menunjukkan bahwa usia lebih banyak menjadi hambatan utama bagi generasi yang lebih tua. Dibandingkan dengan Gen Z dan Millenial, proporsi Gen X dan Boomer yang mengatakan kesulitan dalam mengatasinya lebih tinggi.
Namun usia juga bermanifestasi sebagai peluang yang berbeda untuk kelompok umur lainnya. 25% Gen Z mengatakan, usia adalah tantangan bagi kaum muda dengan pengalaman kerja yang tidak mencukupi. Sementara 25% generasi Millenial merasa mereka yang tidak memiliki koneksi yang tepat.
“Untuk pertama kalinya, empat generasi bekerjasama. Sudah waktunya bagi perusahaan untuk mengesampingkan diskriminasi terhadap usia di tempat kerja, dan menjadikan tenaga kerja multigenerasi sebagai peluang,” ungkap Olivier Legrand, Managing Director, LinkedIn Asia Pacific.
Pekerja multi generasi dapat menjadi jawaban untuk mengatasi kesenjangan keterampilan teknis dan soft-skill. Praktik perekrutan yang beragam untuk merekrut karyawan dengan keterampilan yang berbeda dan untuk mempromosikan kolaborasi dan bimbingan dua arah di antara tenaga kerja.
"Kami percaya bahwa tenaga kerja multi generasi dan keberagaman pekerja dapat menguntungkan perusahaan serta mendorong pertumbuhan," tambah Legrand. (f)
Baca Juga:
Di Asia Tenggara, Orang Indonesia Paling Percaya Diri Untuk Merebut Peluang
Tip Merekrut dan Membuat Karyawan Betah
Pekerja di Helsinki Punya Work-life Balance Terbaik
Topic
#karier, #inklusif