
Sebagai pimpinan, di satu sisi, kalau terlalu dekat dengan bawahan nanti dianggap tidak punya wibawa. Tapi, kalau terlalu jauh, nanti dibilang sombong. Sungguh dilema.
Untuk menjadi leader yang baik, Anda harus memiliki dua hal, sifat keibuan dan sifat kebapakan. Maksudnya, Anda perlu memiliki sifat seperti para ibu yang bisa ngemong, dan memperhatikan bawahannya secara personal. Jangan ragu untuk mengajak ngobrol bawahan, bahkan bergosip. Tapi, tentu saja ada batas-batas yang perlu diperhatikan. Anda boleh terbuka soal apa pun, tapi tidak soal kebijakan perusahaan. Menceritakan persoalan Anda pun boleh-boleh saja, tapi tidak soal keluh kesah Anda sebagai pemimpin.
Sedangkan sifat kebapakan yang dimaksud adalah Anda harus punya standar yang jelas dan menyampaikan maksud sebagai atasan secara jelas. Kalau soal pekerjaan Anda harus ngotot. Saat performa tidak tercapai, Anda harus tegas memintanya untuk memperbaiki. Tapi, di luar itu, Anda dan bawahan tetap berteman.
Sebagai team player, Anda sebagai pimpinan tidak bisa hanya menyuruh bawahan, tidak mau tahu prosesnya bagaimana, pokoknya pekerjaan beres. Anda harus ikut terlibat, setidaknya beri support dan tawarkan bantuan jika bawahan merasa kesulitan. Tunjukkan bahwa Anda bagian dari tim. Jika ada masalah yang pelik, Anda pun harus ikut turun tangan secara langsung. (f)