Foto: Pixabay
Gerhana bulan total ini, seperti dikemukakan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, melalui situs bmkg.co.id, bisa diamati dengan jelas di sebagian besar wilayah Indonesia. Super Blue Blood Moon akan terlihat di malam hari (31/1) untuk wilayaha Timur Tengah, Asia, timur Rusia, Australia, dan Selandia Baru. U
ntuk wilayah Amerika Utara, Alaska, dan Hawaii, Super Blue Blood Moon bisa terlihat pada pagi hari (31/1) sebelum matahari terbit. Namun, gerhana ini tidak terlihat dari sebagian besar Amerika Selatan, Afrika, Samudra Atlantik serta beberapa bagian Eropa.
Dengan begitu, beberapa bagian bumi tidak akan melihat super blue blood moon. Oleh karena itu, BMKG mengingatkan agar masyarakat tidak melewatkan peristiwa langka ini sebab terjadinya tiga fenomena alam sekaligus seperti ini terakhir kali terjadi sekitar 150 tahun lalu.
Seperti yang disebutkan di atas, Super Blue Blood Moon “mengandung” tiga fenomena alam. Yang pertama adalah supermoon, yang terjadi karena bulan purnama berada pada titik terdekat dari bumi (perigee). Bulan pun tampak lebih besar dari biasanya, dan NASA memprediksi supermoon kali ini tampak lebih besar 14% dari bulan purnama umumnya.
Fenomena Supermoon kali ini juga merupakan rangkaian tiga peristiwa supermoon yang terjadi dalam waktu berdekatan. Dua Supermoon awal terjadi pada tanggal 3 Desember dan 2 Januari 2018. Supermoon ketiga akan terjadi pada tanggal 30 dan 31 Januari.
Selain itu, terdapat Blue Moon atau fenomena ketika bulan purnama terjadi dua kali dalam satu bulan. Bulan purnama pertama di Januari 2018 ini terjadi di awal bulan, yaitu pada tanggal 2 Januari—bersamaan dengan supermoon. Bulan purnama kedua bakal muncul mulai tanggal 30 Januari ini. Blue Moon terjadi setiap 2,7 tahun sekali. Siklus purnama selama 29.5 hari membuat bulan penuh yang muncul di awal bulan, akan kembali terlihat di akhir bulan yang sama.
Kemudian, fenoma langka di langit esok dilengkapi oleh gerhana bulan, yaitu ketika posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus. Pada saat gerhana bulan total ini, bulan akan tampak berrwarna kemerahan akibat pantulan sinar matahari yang dibiaskan oleh atmosfer bumi. Inilah alasannya fenomena ini disebut juga blood moon.
Jika dikombinasikan, Super Blue Blood Moon adalah gerhana bulan total yang terjadi ketika bulan berada pada titik terdekatnya dari bumi dan muncul pada bulan purnama kedua dalam satu bulan.
Bersiap-siap untuk menyaksikan peristiwa ini karena gerhana bulan akan mulai berlangsung pada pukul 18.48 WIB dan berakhir pada pukul 22.11 WIB. Untuk gerhana bulan total mulai terjadi pada pukul 19.51 WIB dan berakhir pukul 21.07 WIB.
Satu hal yang harus diperhatikan, adalah masyarakat perlu waspada terjadi pasang dengan tinggi maksimum yang bisa mencapai 1.5 meter. Hal ini terjadi karena adanya gaya gravitasi bulan dengan matahari. Fenomena ini pun mengakibatkan surut minimum mencapai 100-110 cm yang terjadi pada 30 Januari-1 Februari 2018 di pesisir Sumatera Utara, Barat, Sumatera Barat, Selatan Lampung, utara Jakarta, utara Jawa Tengah, utara Jawa Timur, dan Kalimantan Barat. Waspada pada gelombang laut tinggi saat berlayar dan bersiap menghadapi banjir rob bagi yang tinggal di tepi pantai!(f)
Baca juga:
Fenomena Langka, Lintasan Planet Merkurius Bisa Dilihat dari Bumi
Alasan Fenomena Alam Strawberry Moon Tahun 2016 Menjadi Peristiwa Langka
Ini Foto-Foto Cantik Fenomena Supermoon Terdekat Sejak 68 Tahun Lalu di Penjuru Dunia
Topic
#superbluebloodmoon