Foto: Shutterstock
Ada beberapa jenis ragi yang bisa digunakan untuk membuat roti. Tiap jenis memiliki sifat yang berbeda sehingga perlu penanganan yang berbeda pula.
1/ Ragi basah (fresh yeast)
Jenis ragi ini mengandung air yang cukup banyak, menjadikan umur simpannya lebih singkat, sekitar 2-3 minggu. Ragi ini harus disimpan dalam suhu yang rendah (maksimal 1o C). Ragi ini dijual dalam bentuk bongkahan atau blok yang kerap disebut “cake”. Untuk penggunaan skala rumahan, disarankan membelinya dalam jumlah kecil.
Sebelum menggunakannya, aktifkan ragi ini terlebih dahulu. Potong ragi sesuai keperluan, lalu larutkan dalam cairan (air/susu) hangat suam kuku. Tunggu 5-10 hingga larutan ragi berbuih. Ini tandanya ragi masih aktif atau hidup.
2/ Ragi kering (dry yeast)
Berbentuk butiran-butiran kecil dan kering. Karenanya umur simpannya lebih lama, yakni hingga 6 bulan. Cukup simpan dalam wadah kering yang kedap udara. Sama seperti ragi basah, ragi kering perlu diaktifkan terlebih dahulu sebelum digunakan dengan cara yang sama.
Jenis ini paling banyak ditemukan di supermarket atau toko bahan kue di Indonesia. Berbentuk butiran yang lebih kecil dari ragi kering. Sama sepeti dry yeast, umur simpannya lebih lama. Bedamya, ragi instan tidak perlu melalui proses pengaktifan terlebih dahulu sebelum digunakan. Bisa langsung dicampur bersama tepung dan gula yang ada dalam resep.
Ragi basah memiliki kemampuan mengambangkan adonan yang lebih cepat dibandingkan dengan ragi instan. Keduanya menghasilkan aroma ragi yang lebih harum dibandingkan ragi instan. Anda dapat memilih di antara ketiganya sesuai preferensi.
Tidak perlu bingung saat menemukan resep yang memerlukan jenis ragi yang berbeda dengan yang Anda punya di rumah. Ketiganya bisa saling menggantikan.
1 ragi instan : 1,5-2 ragi kering : 2,5-3 ragi basah
Baca juga:
Suka Cinnamon Roll? Ini Resep Olesan Icing-nya yang Enak
Cara Membekukan Adonan Roti
Membuat Adonan Roti Dengan Air Es atau Air Biasa?
Topic
#ragi, #tipmasak, #baking, #roti