Foto: Unsplash.com
Anak tergolong kelompok yang rentan menghirup atau terpapar polusi udara. Pasalnya, anak-anak bernapas lebih cepat dibanding orang dewasa. Maka, ketika udara sekitar berkualitas buruk, anak akan menghirup lebih banyak polusi per kilogram berat badan. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena anak berada dalam periode penting pertumbuhannya dan paparan racun dapat menyebabkan efek negatif.
“Pengaruh polusi udara yang paling umum pada anak yaitu iritasi mata dan saluran pernapasan, penurunan fungsi paru, dan perburukan penyakit paru dan jantung yang sudah ada sebelumnya,” papar dr. Wahyuni Indawati, Sp. A (K), dokter spesialis anak konsultan respirologi RS Pondok Indah – Pondok Indah.
“Risiko perburukan penyakit paru akan lebih tinggi pada anak yang memiliki penyakit sebelumnya seperti asma, pneumonia, penyakit jantung, gangguan imunitas, malnutrisi, dan lain-lain,” tambahnya.
Meminimalisir dampak kualitas udara yang buruk pada anak, dr. Wahyuni membagikan beberapa panduannya untuk Anda terapkan:
1/ Hindari beraktivitas di sekitar jalan raya yang penuh dengan kendaraan.
2/ Pendingin ruangan (air conditioner) dalam mode “re-circulate”, ganti filter secara teratur.
3/ Bekerjasamalah dengan sekolah untuk membatasi waktu bermain anak di luar ruang apabila AQI sedang tidak baik.
5/ Hindari aktivitas dalam rumah yang dapat menambah kontaminasi seperti merokok di lingkungan sekitar rumah karena akan memperburuk dampak polusi udara dan dampak paparan asap rokok bagi anak
6/ Pastikan status hidrasi anak cukup, anjurkan untuk banyak minum agar saluran napas tetap lembab dan lendir tetap encer
7/ Penggunaan alat penyaring udara (air purifier) dapat membantu membersihkan udara di dalam ruangan (f)
Baca Juga:
Tingkat Polusi Semakin Tinggi, Ini 5 Cara Menyiasatinya Agar Tak Berdampak Pada Kesehatan
Udara Jakarta Terburuk Kedua Di Dunia, Ini Cara Memilih Masker yang Tepat
Berkaca dari Indira Abidin, Kanker Bisa Kembali Setelah Remisi
Faunda Liswijayanti
Topic
#penyakitparu, #penyakitanak, #polusiudara