Food Trend
Harga Gandum Naik, Pemerintah Ajak Masyarakat Waspadai Krisis Pangan Global

14 Aug 2022


dok.Canva


Walau kondisi Indonesia memang masih terbilang aman, serta ketersediaan komoditas pangan strategis masih terjamin dan harga relatif stabil, Kementerian Pertanian (Kementan) sedang meminta masyarakat dan pelaku industri pangan untuk waspada terhadap potensi krisis pangan global.

Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, mengatakan, bagi banyak negara, krisis pangan sudah di depan mata. 


Pertanian gandum (dok.Unsplash)

Banyak Negara Mulai Selamatkan Pangan Lokal
 
Menurut laporan Global Crisis Response Group PBB, sekitar 1,6 miliar orang di 94 negara menghadapi setidaknya satu dimensi krisis pangan, energi, dan sistem finansial. Potensinya dikarenakan adanya gangguan rantai pasok yang membuat harga berbagai komoditas melonjak. 
 
Kuntoro melanjutkan, Perang Ukraina – Rusia, perubahan iklim, dan pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya usai, menimbulkan tren di kalangan negara-negara sentra produksi pangan untuk mulai melakukan restriksi ekspor ke negara-negara lain. Sepanjang Juni 2022, International Food Policy Research Institute (IFPRI) menyebut ada berbagai kebijakan restriksi ekspor di beberapa negara, baik berupa pelarangan, izin, dan/atau pajak ekspor. 
 
Salah satu komoditas yang dibatasi adalah gandum. Sejumlah negara penghasilnya, seperti Rusia, India, Serbia, Mesir, Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Kosovo, memberlakukan retriksi. Semuanya sedang menjaga stabilitas pangan dalam negeri. 

“Perang Rusia - Ukraina juga sangat memengaruhi pasokan gandum untuk kebutuhan global. Menurut laporan FAO, sekitar 50 negara menggantungkan sekitar 30% impor gandumnya dari Rusia dan Ukraina,” kata Kuntoro.


Pertanian sorghum. (dok.Canva)
 
Konsumsi Gandum Per Kapita Lebih Besar dari Beras!

Kondisi ini mendapat perhatian besar dari pemerintah. Meski gandum bukan komoditas pangan utama dan bukan asli Indonesia, tapi Indonesia adalah negara kedua dengan nilai impor gandum tertinggi. Nilai impornya 2,6 miliar dolar AS pada 2020, yakni 5,4% dari total impor gandum dunia.

Menurut data BPS tahun 2019, konsumsi gandum per kapita penduduk Indonesia adalah 30,5 kg/ tahun, dengan kebutuhan terbesarnya di industri produk pangan olahan, seperti mie instan, kue, dan roti. 

Sebagai perbandingan, makanan pangan pokok penduduk Indonesia yaitu beras, konsumsinya per kapita adalah 27 kg/tahun. 
Advertisement

Konflik Rusia dan Ukraina bisa mempengaruhi pasar gandum Indonesia, karena total produk pangan yang diimpor dari keduanya pada 2021 sebesar 956 juta dolar AS, di mana 98% di antaranya adalah gandum. 
 
“Kementan merespon positif pernyataan salah satu pelaku industri pangan olahan berbasis gandum yang menyebutkan kenaikan harga produk pangan olahan tidak akan signifikan. Pemerintah termasuk Kementan mengharapkan semua pelaku industri pangan terus berkomitmen untuk menjaga harga produk mereka”, tegas Kuntoro.
 
Namun, potensi bahan baku makanan yang bisa naik berkali-kali lipat tentunya perlu diwaspadai, karena dampaknya yang akan sangat merugikan masyarakat. 
 
Melawan Arus Industri

Tingginya demand kita terhadap gandum memang banyak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup, termasuk di dalamnya k
omersialiasi produk gandum.

Roti-rotian pun diwariskan dari masa koloni dulu. Makanan bergaya barat menjalar melalui iklan dan buku-buku resep. Industri kukis berdiri untuk produksi masif.
Perhatikan saja seberapa banyak kita menyantap roti, kukis, atau cake dari tepung terigu dalam waktu sesingkat sehari. 
 
Apa kabar sorghum, singkong, dan umbi-umbian sebagai kekayaan hayati pangan negeri tropis? Tak hanya ditinggalkan orang kota, lokalitas perlahan menghilang di daerah-daerah perkebunan tanam yang menjadi sumber biodiversity
 
Berangkat dari kewaspadaan tersebut, maka pemerintah mengupayakan sejumlah langkah untuk bisa menghindarkan Indonesia dari kemungkinan kelangkaan pangan. Salah satunya, mensubtitusi kebutuhan bahan pangan impor dengan bahan lokal.

Untuk kebutuhan industri pangan olahan berbasis gandum misalnya, pemerintah mulai menggalakkan penanaman sorgum sebagai pengganti. 
 
“Gandum dapat disubstitusi sorgum yang sangat cocok dikembangkan disini. Pangan lokal dapat menyelamatkan kita dari krisis pangan,” ujar Kuntoro. Seiring, Kementan juga memperkuat dan menyediakan pangan lokal alternatif, seperti singkong dan umbi-umbian. 

Dari rumah kita sendiri, yuk variasikan makanan di atas meja dengan pangan lokal. Dengan berbelanja pangan lokal, petani bersemangat karena demand-nya ada. Perlahan, kita perlu bersama-sama mengembalikan kearifan lokal dan menyadari bahwa Indonesia memiliki aset terbesar untuk ketahanan pangan: Biodiversitas sumber alamnya. (f)

 

Baca juga: 
Tren Tea Blend di Luar Negeri, Indonesia Sedang Menyusul? 
Menanam Microgreens Bisa Jadi Hobi Baru
Hwangnam-Ppang, Kue Korea yang Mirip Bakpia Jogja


 

Trifitria Nuragustina


Topic

#foodsustainability, #local, #sorghum

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?