Angka ini terus meningkat hingga tahun ini, bahkan beberapa dokter spesialis kedokteran jiwa dari rumah sakit ternama di Surabaya juga mengaku mendapat banyak pasien anak dan remaja yang mengalami kecanduan gawai.
Dilansir dari akun Instagram Jawapos pada 16 April 2025, Ciputra Hospital Surabaya mengaku telah merawat 20 pasien anak dalam setahun dengan penyebab kecanduan gawai. Salah satunya bahkan harus dirawat inap dan mendapat penanganan khusus karena sudah masuk tahap psikotik (sulit membedakan imajinasi dan realitas) karena kecanduan game.
Tak jauh berbeda, data dari RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya juga menunjukkan, terdapat 5 pasien siswa SD dan SMP dalam sebulan yang dirawat karena kecanduan gawai bahkan sampai mengancam melukai orang tuanya. Fakta yang cukup mengejutkan dan memprihatinkan.
Waspadai beberapa gejalanya
Kecanduan gawai maupun online game pada anak bisa diwaspadai dari gejala-gejala yang diperlihatkan anak, di antaranya:Sering asyik main game hingga lupa waktu
Anak bisa berjam-jam main dengan gawainya tanpa menyadari waktu berlalu.Perubahan emosional
Khususnya saat anak tidak memegang gawai, anak akan menunjukkan perubahan emosi seperti mudah marah, cemas, gelisah, atau tanda-tanda ketergantungan emosional lainnya yang berkaitan dengan gawai. Pada tahap tertentu, anak bisa berperilaku agresif ketika dilarang atau dibatasi waktu layarnya.Minat beraktivitas fisik dan sosial menurun
Anak lebih memilih bermain gawai daripada main di luar atau berinteraksi dengan teman-temannya.Gangguan tidur
Anak mulai sulit tidur atau tidur terlalu larut karena terlalu lama menatap layar gawainya, terutama sebelum tidur.Prestasi akademis menurun
Biasanya karena anak kesulitan fokus belajar dan terlalu banyak waktu dihabiskan dengan gawai.Keterlambatan bicara dan interaksi verbal
Terutama pada anak usia dini, ketergantungan terhadap gawai atau terlalu sering terpapar layar secara pasif akan menimbulkan gangguan keterampilan berbicara.Keluhan fisik dan mental
Pada tahap tertentu, kecanduan gawai dapat menimbulkan keluhan, seperti mata lelah, gangguan penglihatan, mata kering, sakit kepala, nyeri pada tangan, bahu, leher, jari-jari, pergelangan tangan, hingga masalah kesehatan mental akibat penggunaan gawai secara berlebihan.Cegah sebelum anak kecanduan
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah anak usia balita hingga sekolah dasar dari kecanduan gawai:Batasi waktu penggunaan gawai
Sesuaikan dengan usia anak, misalnya,- Anak di bawah 2 tahun tidak terpapar gawai sama sekali
- Anak usia 2-5 tahun maksimal 1 jam per hari
- Anak di atas 5-14 tahun maksimal 2 jam per hari (namun untuk anak usia dini hingga prasekolah, sebaiknya konten yang dilihat diawasi, bahkan lebih baik dibiasakan lebih banyak aktivitas fisik).
Ciptakan rutinitas tanpa gawai
Buat aturan seperti saat makan, bermain, dan tidur anak harus bebas dari gawai.Libatkan anak dalam aktivitas fisik dan kreatif
Mulai dari menggambar, membaca buku, bermain peran, atau kegiatan di luar rumah.Gunakan gawai sebagai alat edukasi dengan pengawasan
Pilihkan aplikasi atau tontonan yang mendidik dan sesuai usia anak.Berikan teladan penggunaan gawai yang sehat
Jika orang tua membatasi anak memakai gawai, sebaiknya juga menghindari penggunaan gawai berlebihan di depan anak.Bangun komunikasi dan interaksi langsung
Ajak anak berbicara, mendongeng, atau bermain bersama untuk memperkuat hubungan emosional.Mengajak anak tidak tergantung padagawai memang tidak semudah teori, namun bukan berarti tidak bisa diupayakan.
Jika orang tua merasa kesulitan mengajak anak mengurangi ketergantungan pada gawai dan mulai khawatir akan perilaku agresif anak, jangan segan untuk mencari pertolongan ke psikolog maupun dokter spesialis kedokteran jiwa, sebelum kondisi anak makin buruk.
Baca juga:
7 Isu Sosial Remaja dan Cara Orang Tua Membahasnya
Metode 'Tap In Tap Out' Bisa Banget untuk Orang Tua yang Kewalahan
6 Tip Agar Anak Lebih Percaya Diri, Nomor 2 Paling Penting
Laili Damayanti
Topic
#AnakKecanduanGawai