Menurut Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, SpGK, Kepala BKKBN, isu pengendalian kependudukan atau mengelola jumlah anak dalam keluarga seakan-akan menjadi masalah perempuan saja. Pria paling hanya memakai kondom. Kegiatan ber-KB pun biasanya jadi lebih diarahkan pada wanita. Padahal, wanita justru bisa memiliki berbagai risiko kesehatan untuk ber-KB.
Vasektomi, prosedur KB jangka panjang yang dilakukan pada pria dengan menutup saluran sperma, sebetulnya bukan hal baru. Dengan satu operasi kecil saja, vasektomi sudah selesai dilakukan. Tidak seperti bayangan banyak orang, vasektomi sebetulnya tidak bersifat permanen. Rekanalisasi atau pembukaan kembali saluran sperma bisa dilakukan apabila yang bersangkutan berubah pikiran untuk memiliki anak.
Saat ini, ada salah satu upaya yang sedang diuji untuk meningkatkan partisipasi pria dalam ber-KB dan sudah dibuktikan ampuh secara klinis. BKKBN sedang mencoba memfasilitasi pabrikasi tanaman gandarusa yang ditemukan oleh Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Dr. Bambang Prajogo, yang bisa dipakai sebagai pil KB untuk pria.
Dulu, MOP juga sempat dianggap haram oleh MUI, karena seakan-akan ini mengubah kodrat secara permanen. Tapi, pandangan ini berubah perlahan-lahan. Sekarang, MUI sudah bisa menjelaskan bahwa metode ini betul-betul untuk suatu tujuan yang mulia.
Puji Maharani