Selama ini, angka tujuh sering dianggap sebagai lucky number alias angka baik. Namun, dalam dunia psikologi, rupanya angka ini membawa arti berbeda. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 70% - 80% pernikahan berakhir dengan perceraian di tahun ke-7. Sehingga, muncul istilah ‘7 years of itch’ yang oleh dunia psikologi populer dipakai untuk mewakili fenomena ini. Periode tujuh tahun pertama pernikahan ini menjadi titik tolak yang membuat seseorang memutuskan untuk terus lanjut, atau menyudahinya sampai di sini saja.
“Siklus tujuh tahun ini menjadi siklus yang ditakuti. Seolah-olah setelah tahun ke-7, sesuatu akan terjadi. Apakah pernikahan seseorang akan berlanjut atau bubar di tengah jalan. Hal ini terjadi karena di tahun inilah masa-masa puncak kejenuhan seseorang,” jelas Elly Nagasaputra, M.K., Personal & Marriage Counselor dari www.konselingkeluarga.com.
Menurut Elly, fenomena ini sebetulnya tidak hanya berlaku untuk pernikahan saja, tapi juga dalam kehidupan profesional atau karier. Seperti cara kerja bom waktu, ledakan yang terjadi di tahun ke-7 ini tentu memiliki pemicu. Tidak secara instan, tapi merupakan rangkaian reaksi beruntun dari kekecewaan-kekecewaan yang menumpuk dan tidak terselesaikan.
Di tengah campur baurnya kepentingan inilah, pergesekan atau friksi di antara pasangan mulai terjadi. Kombinasi ego serta letupan emosi membuat kedok-kedok karakter yang selama ini tertutupi oleh masa indah di dua tahun pertama pernikahan, mulai terbuka.
Naomi Jayalaksana