Ashraf memuja Bunga. Di matanya, istrinya itu seksi di segala suasana. Teristimewa ketika Bunga mengandung Noah, benih cinta mereka. “My mind was blowing!” ujarnya. Ashraf pun takjub akan segala upaya yang dilakukan Bunga dalam setahun terakhir. Mulai hamil sampai menyusui sekarang. “That’s just beautiful. Melihat perubahan emosinya menjadi ibu, benar-benar menunjukkan the power of a woman,” katanya.
Pillow talk, kebiasaannya berdua dengan Bunga sejak menikah (8 November 2009), tak berubah, meski sudah ada Noah. “Tapi... ngobrol-nya pelan-pelan,” katanya.
Hal lain yang berubah adalah pengaturan kencan. Kencan mereka sekarang mesti direncanakan. “Kalau pergi nonton, apakah Noah bisa diajak? Kalau diajak, apa saja yang harus dibawa? Kalau Noah dititipkan pada asisten di rumah, simpanan ASI-nya cukup atau belum, dan sebagainya,” kata Ashraf, menjelaskan. Tapi... romansa berdua Bunga tetap momen sangat penting yang harus diadakan. “Kalau Noah sudah ada yang menjaga, saya sering ajak Bunga pergi makan berdua. Karena, kalau nggak ada acara berdua, kan tak mungkin ada ‘acara’ bertiga (dengan Noah), dan bisa-bisa nggak ada ‘acara’ berempat (dengan anak kedua),” ujar Ashraf, sedikit jail, dengan tersenyum lebar.
Ashraf di mata Bunga: “Suami dan ayah suportif”
Begitu bahagia, pernahkah bertengkar? Pasti pernah. Bunga mengakui, dirinya ekstrover. Perasaannya yang sedang senang maupun marah, mudah terbaca siapa pun. Sebaliknya, Ashraf lebih pendiam. “Sekalinya marah, dia bisa meledak. Beda dengan saya, yang sehari-harinya memang bawel,” kata Bunga, tertawa.
Selalu menjaga romantisisme, diakui Bunga, adalah hal yang penting bagi mereka berdua. Bunga sering berinisiatif, mengajak Ashraf nonton berdua setelah syuting. “Sebagai individu, saya butuh me time. Dan, sebagai pasangan suami-istri, kami butuh couple time. Waktu berdua memang harus disediakan. Sesibuk apa pun kami.”
Angela H. Wahyuningsih
Foto: dok. femina