Dalam esensinya, pemimpin pelayan menawarkan sebuah konsep kepemimpinan yang mencetak pemimpin lain (regenerasi) dan bukan hanya mencetak anak buah. Pemimpin pelayan berpikir bahwa pada waktunya nanti, ia akan menyerahkan jabatannya kepada pemimpin lain. Sehingga, ia harus mempersiapkan anak buahnya menjadi pemimpin masa depan. Karena itu, pemimpin pelayan akan memosisikan bawahannya sebagai partner untuk mencapai tujuan bersama.
Pemimpin bisa saja menegur bawahan dengan keras, tanpa harus kasar dan mematikan potensinya. Selain harus mampu memilih kata-kata yang tepat saat menegur bawahan, pemimpin pelayan juga harus membekali diri dengan kemampuan ’bercerita’ (story telling). Artinya, agar pemimpin bisa mengubah budaya perusahaan, ia harus mampu berbicara kepada seribu orang seperti kepada satu orang. Hal ini merupakan ilmu komunikasi yang sulit, karena pemimpin harus lebih dulu mengetahui latar belakang dan tujuan para bawahannya bekerja. (f)