Hasil riset Telecommunication Networks and Intergrated Services Laboratory (TNS) 2013 menyebutkan, hingga tahun 2020 mendatang, jaringan internet dan teknologi mobile akan menjadi penggerak utama di dunia. Sehingga, bisa dipastikan bila semua bisnis yang berlangsung di era ini tak bisa lepas dari peran digital marketer. Tak mengherankan, profesi digital marketer saat ini makin diminati. Tertarik menekuni profesi ini? Cari tahu dulu seluk-beluknya!
“Aktivitas pemasaran secara digital memang lagi naik daun. Ini karena hampir semua kampanye yang dilakukan sebuah brand pasti melibatkan perangkat digital,” ungkap Direktur Agensi Digital, Think.Web, Anantya Van Bronckhorst. Tak mengherankan, saat ini makin banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga pemasaran yang paham benar seluk-beluk dunia digital.
Menurut Anantya, kata ‘digital’ sendiri sering disalahartikan. Banyak orang menganggap bahwa hal-hal digital hanya terbatas pada internet. Padahal, pengertian konsep digital di sini juga terkait dengan perangkat komputer, smartphone, tablet, digital billboard, game console, hingga digital vending machine.
“Intinya, bagaimana teknologi dapat membantu marketer untuk berinteraksi dan berdialog dengan konsumen mereka,” jelas Anantya. Dalam hal ini, lanjut Anantya, penggunaan dan pemilihan teknologi akan ditentukan sesuai kesepakatan. “Biasanya, hal ini tergantung sejauh apa interaksi dan dialog yang ingin dicapai klien,” jelas Anantya.
Bila dikaitkan ke ranah agensi digital, pekerjaan ini bisa dibagi dalam beberapa jenis, misalnya digital strategist, social media marketer, hingga influence manager. Masing-masing bagian memiliki tugas berbeda. Digital strategist bertugas memikirkan konsep ide kampanye marketing. Social media marketer berperan menentukan engagement dalam media sosial. Sedangkan influence manager bertugas melakukan brief dan memastikan proses kampanye berjalan sesuai kesepakatan. “Menariknya, pekerjaan ini selalu melibatkan proses kreatif yang tak terbatas,” papar Anantya.
Hal senada diungkapkan pula oleh Konsultan Pemasaran dan Direktur Perencana Strategis Creasionbrand, Stefanie Kurniadi. Baginya, pekerjaan di bidang digital marketing memang selalu menarik dan tak akan pernah ada habisnya.
Hal ini terkait dengan teknologi yang menjadi dasar digital marketing, selalu bergerak maju. Tiap waktu, pasti ada yang baru dari dunia teknologi, baik itu media sosial, aplikasi, maupun gadget. “Faktor perubahan teknologi itulah yang menjadi tantangan bagi para digital marketer untuk mewujudkan kreativitas yang tak terbatas,” ujar Stefanie.
Kreativitas, menurut Stefanie, bukanlah hal yang mudah. Mewujudkan ide kreatif sesuai kesepakatan digital marketer dan klien, harus melalui berbagai proses yang terbilang kompleks. Tak mengherankan, pekerjaan di dunia digital marketing dianggap ‘mahal’. “Untuk tiap proyek, seorang digital marketer mampu menghasilkan Rp1,5 juta hingga Rp30 juta,” jelas Stefanie.
Menariknya lagi, seorang digital marketer juga tak selalu harus berada di kantor dalam melakukan pekerjaannya. Mengingat aktivitas pemasaran yang bersifat luas, seorang digital marketer dituntut harus luwes melakukan eksekusi di dalam maupun di luar kantor. “Sudah jadi kewajiban bagi digital marketer bisa turun ke lapangan untuk mempelajari tren konsumen dan peluang inovasi,” cetus Stefanie.
Luasnya aktivitas pemasaran di dunia digital marketing juga memengaruhi gaya berkomunikasi antara digital marketer dan klien. Proses konsultasi antara klien dan marketer bisa dilakukan secara online. Terlebih lagi, perkembangan teknologi komunikasi makin berkembang seiring waktu. “Melakukan komunikasi via video call sangat memungkinkan para digital marketer bertatap muka secara online dengan klien,” papar Anantya.