Eksodus rawan terjadi di jenis-jenis industri yang pemainnya sedikit, namun kebutuhan sumber daya manusianya besar. Sehingga, karyawan yang punya keahlian akan sangat diminati oleh kompetitor, terutama yang sedang melakukan ekspansi. Karena itu, ‘membajak’ karyawan yang sudah pasti akan lebih praktis dan efisien. Untuk itu, kompetitor rela menawarkan iming-iming gaji dan fasilitas yang lebih baik.
Sistem kepemimpinan yang otoriter serta senioritas yang kaku juga bisa memicu tingkat percepatan pergantian karyawan (turn over). Sebab, di zaman yang mementingkan profesionalisme kerja seperti sekarang, tradisi seperti itu sudah lama tidak lagi diterima. Sebaliknya, di dunia kerja zaman sekarang, karyawan justru menjadi ujung tombak kekuatan dan kesuksesan sebuah perusahaan.
Banyak faktor yang memengaruhi loyalitas seseorang agar mau tetap menjadi bagian dari sebuah perusahaan. Eksodus juga bisa terjadi karena ketidakpuasan karyawan terhadap atasan atau sistem di dalam perusahaan. Hindari mentalitas ‘paling tahu segalanya’, hanya karena posisi Anda lebih tinggi daripada mereka. Karena, bukan tak mungkin, bawahan Anda sebenarnya lebih pintar dalam hal-hal tertentu. Membuat karyawan betah juga merupakan kunci kesuksesan dan kesehatan perusahaan secara jangka panjang.
Tak cukup hanya meningkatkan kualitas tim secara internal, Anda perlu aktif memantau kegiatan kompetitor atau pendatang baru di bidang industri Anda. Kehilangan seorang karyawan berarti juga kehilangan investasi (waktu, pengetahuan, dan keahlian), serta menurunnya semangat kerja karyawan lain. (f)