Saya (30) sudah pacaran 4 tahun dengan kekasih. Awalnya hubungan kami manis-manis saja, tapi setelah setahun, keluar semua aslinya. Dia tidak pernah mau bayarin saya nonton atau makan. Dia selalu bilang, “Kita bayar sendiri-sendiri, ya.” Bahkan, untuk menelepon saya pun, ia enggan. Ia lebih senang berkomunikasi lewat messenger atau chat yang gratis. Padahal, setahu saya, ia bukan dari keluarga kekurangan, malah ia sudah punya rumah dan mobil sendiri. Tapi, mengapa ia begitu perhitungan dengan saya? Saya ingin putus. Tapi, mengingat usia, rasanya sulit mencari pengganti kekasih.
Linda - Jakarta
Menurut Psikolog Irma Makarim, Anda sudah cukup lama mengenal kekasih, apakah Anda pernah membicarakan keresahan Anda atau hanya duduk manis dan berharap suatu saat kekasih akan berubah? Tentu tidak semudah itu, dan mungkin saja, seperti pengamatan Anda, inilah sifat aslinya. Kemungkinan besar demikian juga kondisinya di masa depan. Perubahan harus datang dari dirinya sendiri.
Begitu banyak kecemasan yang Anda pikirkan. Sebaiknya ini diselesaikan satu demi satu. Mulailah dengan membicarakan sikap perhitungannya yang Anda rasa mengganggu. Mungkin kekasih tidak mengetahui bahwa sikapnya ini meresahkan Anda, apalagi kalau selama ini Anda menerima perlakuannya. Untuk melakukan perubahan bukan hanya kekasih tetapi terutama juga Anda perlu mengubah sikap. Apabila Anda berdua merasa hubungan ini layak untuk dipertahankan, maka butuh perilaku yang mendukung.
Hubungan Anda berdua adalah wadah untuk saling berbagi dalam segala hal. Kalau dalam tingkatan materi saja sudah sulit untuk berbagi, bagaimana dengan hal-hal lain.
Sedangkan menurut Psikolog Monty Satiadarma, sikap pelit kekasih telah Anda sadari setahun setelah Anda menjalin hubungan, tetapi nyatanya kini Anda telah membina hubungan itu selama 4 tahun. Selama 3 tahun belakangan ini Anda tetap menikmati kebersamaan dengannya, walau Anda menganggapnya pelit.
Hubungan Anda dengannya juga baru sampai batas pacaran dan belum memasuki hubungan rumah tangga bersama. Benarkah dia pelit, atau sesungguhnya ia adalah seorang yang ekonomis, dan justru karena sikap ekonomisnya ia mampu memiliki rumah dan mobil sendiri di tengah kehidupan yang kian hari kian mahal ini.
Apakah bukan Anda sendiri yang terlalu berharap banyak serta menuntut terlalu banyak dari dirinya, padahal belum menjadi satu keluarga. Mungkin saja ia merasa perlu lebih mengantisipasi tuntutan Anda dan membuat Anda menjadi lebih waspada akan besarnya biaya hidup. Atau mungkin ia mewaspadai sikap Anda yang cenderung terlalu berharap banyak darinya, sedangkan ia belum mampu memberikan kepastian kelangsungan hubungan ini. Cobalah mempertimbangkan kembali kebersamaan Anda selama ini.
Jika Anda merasa hubungan ini kurang nyaman, walau sudah 3 tahun menyadari sikapnya yang kurang selaras dengan harapan Anda, sementara Anda merasa ingin putus, akhiri saja kelangsungan hubungan ini. Usia 30 tahun belum menunjukkan Anda terlalu tua untuk memperoleh kekasih baru. Tidak layak juga bagi Anda untuk menuntut dirinya mendanai kebutuhan-kebutuhan Anda. padahal hubungan Anda belum merupakan hubungan rumah tangga bersama.(f)