Trending Topic
Harus Menahan Diri

8 Oct 2013


Menurut psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani bukan hanya ilmu, mitos-mitos (baik yang terbukti kebenarannya secara medis maupun tidak) yang berkembang di masyarakat tentang kehamilan di usia matang. Dan, tanpa disadari, sering kali memicu kecemasan seorang wanita hamil. Salah satunya adalah nasihat agar tidak banyak beraktivitas agar janin tidak mudah gugur.

“Naluri seorang ibu adalah melindungi anaknya,” katanya. Rasa khawatir itu bisa kian meledak-ledak dengan berbagai tekanan, baik dari dalam diri si wanita tersebut maupun dari luar dirinya.

”Dari dalam diri misalnya, keinginan si calon ibu membahagiakan suaminya dengan kehadiran seorang anak yang sehat. Dari luar, misalnya, tekanan dari orang tua, mertua, bahkan dari keluarga besar maupun teman-temannya,” tutur Anna. Semua ini menjadi beban psikologis bagi si calon ibu.

Padahal, stres itu akan membawa pengaruh yang tidak baik bagi janin. “Tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yang membawa pengaruh pada situasi di sekitar rahim,” terang Anna. Dalam situs medicaldaily.com juga disebutkan, stres bisa meningkatkan risiko bayi mengalami alergi kelak. Mengapa? Karena, hormon kortisol yang diproduksi tubuh si ibu saat stres akan diserap si janin. Dan, studi menemukan, bayi dengan kadar kortisol tinggi berpotensi mengalami alergi yang lebih besar.

Karena itu, Anna menyarankan, meski secara alamiah dan naluriah seorang ibu selalu khawatir dengan keselamatan buah hatinya, bila melihat risiko-risikonya, lebih baik memang mencoba relaks. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kecemasan.
Advertisement

“Pertama, carilah dokter kandungan yang cocok untuk Anda,” tegasnya. Boleh-boleh saja mencari dokter spesialis kandungan dan kebidanan yang tenar dan terkenal bagus. Tetapi, kalau ternyata Anda tidak cocok pada pembawaan dan karakternya, lebih baik tidak dipaksakan. Misalnya, si dokter top itu ternyata berpembawaan lugas dan apa adanya. Bagi orang yang karakternya setipe, tentu tak ada masalah. Tetapi, bayangkan bila si ibu hamil ternyata bertipe mellow? Bisa-bisa  tiap perkataan dokter akan masuk ke hati dan merusak mood-nya.

Bicara soal mood, memang banyak yang mengakui, wanita hamil itu jadi moody banget. Karena itu, Anna menyarankan agar kita bisa menahan diri. Ingin dimanja suami, sih, boleh-boleh saja. Tetapi, kalau sampai tidak bisa mengendalikan diri ketika harapan tidak sesuai kenyataan, maka jadinya kan marah-marah. “Mengendalikan diri agar emosi stabil, akan membantu perkembangan janin stabil juga,” jelas Anna, tersenyum.

Satu hal yang tak kalah penting adalah mengenali apa yang terjadi dalam tubuh. Biasanya, bila ada yang tidak beres, tubuh akan memberikan sinyal-sinyal. Misalnya, kok, sesak napas, ya? Kok, badan  terasa panas, ya?  “Tapi memang, untuk tahu hal-hal tersebut, kita perlu informasi yang cukup. Karena itu, banyak membaca, banyak bertanya, ikut komunitas yang fokus pada kehamilan, bisa menjadi cara untuk menambah pengetahuan,” ujar Anna. Dengan informasi yang cukup dan bersikap dewasa, tentu bisa mengurangi rasa kekhawatiran yang berlebihan.

Yoseptin Pratiwi





 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?