Setelah program disepakati seluruh stake holder, tugas staf CSR adalah melakukan pendampingan. Lalu, setelah mulai berjalan, dilakukan monitoring. “Dalam setiap program, kami berusaha menciptakan individu yang dapat menjadi agent of change. Kami menularkan ilmu kepada mereka, lalu ilmu itu nantinya ditularkan lagi kepada yang lain. Tujuannya, supaya program ini tidak berhenti, tapi terus berlanjut,” terang Sinta.
Dari semuanya, harus diakui, ujung tombak dari seluruh kegiatan itu adalah kemampuan berkomunikasi. Sebrilian apa pun ide Anda, tak akan terlaksana jika Anda tak mampu mengomunikasikannya dengan baik. Hampir serupa dengan profesi humas, staf CSR akan banyak berinteraksi dengan stake holder untuk mengomunikasikan program.
Selain kemampuan verbal, staf CSR juga harus mampu berkomunikasi dalam bentuk tulisan. “Kegiatan ini akan berdampingan dengan kampanye. Karena itu, kemampuan menulis akan sangat diperlukan untuk mengirimkan pesan-pesan dengan bahasa yang baik dan dimengerti,” kata Maya. (f)