Trending Topic
Alasan Anak Melakukan Tindak Kekerasan

29 Dec 2015

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak bisa mengalami gangguan tingkah laku atau conduct disorder.  “Pertama dan yang paling penting adalah parental atau pola asuh,” kata dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ (K), psikiater dari Departemen Psikiatri FKUI, RSCM Jakarta. Kebanyakan, anak-anak yang mengidap gangguan tingkah laku ini berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Misalnya, orang tuanya ribut  tiap hari, terjadi kekerasan baik verbal maupun fisik dalam keluarga, atau lebih parah lagi, kekerasan seksual.

Belum lagi jika orang tuanya mempunyai psikopatologi (masalah kejiwaan atau psikologis) sendiri, seperti menggunakan narkoba, penyalahgunaan seks, tak punya rasa tanggung jawab, atau menipu. Akhirnya ini semua dicontoh oleh anak.
   
Begitu juga dengan anak yang mengalami pengabaian, tak diurus, dan tak dekat sehingga tidak memiliki attachment dengan orang tuanya. “Padahal, anak itu sejak bayi harus belajar kedekatan dan mengelola emosi dengan digendong-gendong dan dibelai orang tua, khususnya ibunya,” papar dr. Gita. Jika pengabaian berlangsung terus-menerus, ketika tumbuh besar ia tak bisa mengelola luapan emosinya dan terus akan terbawa hingga dewasa.
   
“Masalahnya, sebagai korban, ia akan ‘menciptakan’ korban lagi. Misalnya, ia tidak mengerti bagaimana mendidik, menyayangi, dan memperlakukan anaknya dengan benar. Akhirnya anaknya diperlakukan sama sebagaimana ia diperlakukan oleh orang tuanya dulu,” ungkap dr. Gita, prihatin.
   
Faktor yang kedua adalah genetis atau gen yang dibawa seseorang sejak lahir. Namun, genetis ini biasanya diasah oleh lingkungannya. “Genetis memang tidak bisa diubah, namun  bisa diredam dengan pola asuh dan lingkungan. Dalam hal ini perlu diterapkan teori goodness of fit (kecocokan) antara orang tua dan anaknya. Misalnya, anaknya punya temperamen yang sulit, namun orang tuanya bisa menerima, menenangkan, dan mengakomodasinya, sehingga perkembangan anak itu akan baik-baik saja, meski tidak mudah,” dr. Gita mengungkapkan.

Sependapat dengan dr. Gita, Diana mengungkapkan tentang faktor keturunan secara psikologis dari orang tua. “Karakter dan sifatnya yang sudah ia dapat sejak lahir makin terasah oleh lingkungannya. Misalnya, ia tinggal bersama orang tua yang suka memaki-maki, ia pun akan terbiasa memaki dan membuat karakternya yang mungkin kurang baik menjadi lebih buruk,” jelas Rosdiana Setyaningrum, MPSI, MJEPED, psikolog.
Advertisement
   
Yang ketiga adalah faktor lingkungan, misalnya anak-anak yang tinggal di permukiman miskin. Kemiskinan yang parah menjadi penyebab timbulnya banyak kriminalitas. “Mau tidak mau mencari kebutuhan dasarnya lewat mencuri, karena anak melihat itu tidak apa-apa, kan semua orang di sekitarnya melakukannya,” jelas dr. Gita.

Namun, ditambahkannya, tidak berarti tidak ada anak yang mengalami gangguan tingkah laku yang berasal dari keluarga berkecukupan. Sikap permisif orang tua dinilai menjadi faktor yang membuat anak tumbuh tanpa bimbingan orang tua. “Semua diperbolehkan, hingga kehadiran orang tua yang digantikan oleh televisi atau pengasuh. Ketika ia tidak mendapatkan keinginannya, ia akan belajar menyelesaikan masalah dari contoh di televisi  atau orang lain,” jelasnya. (f)


Baca Juga:
Tanda-tanda Anak Mengalami Gangguan Tingkah Laku
    




 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?