Dengan latar belakang berbeda, sebenarnya gerakan CFD sudah mulai ada sejak tahun 1956 di Belanda dan Belgia. Waktu itu CFD merupakan aksi untuk merespons krisis minyak yang terjadi akibat konflik di Terusan Suez. Setelah itu, aksi CFD merebak lagi pada 1970-an, dipicu oleh krisis energi akibat kenaikan harga minyak dunia. Baru pada 1994, gerakan CFD yang didasari konsep tata kota berkelanjutan dan pelestarian lingkungan hidup mulai dibicarakan dalam sebuah konferensi di Spanyol. Ajang CFD yang dikemas dengan nama berbeda-beda pun bermunculan di sejumlah negara Eropa.
Selanjutnya, gaung gerakan CFD menyebar dengan cepat dari Eropa ke bagian-bagian dunia lain. Singkatnya, pada 2007 gerakan CFD bisa ditemukan di 2000 kota di 35 negara, termasuk Indonesia.
Penerapan CFD menunjukkan hasil menggembirakan di sejumlah kota. Di Paris, seperti dilansir di situs Guardian, kandungan gas polutan berupa nitrogen dioksida di dalam udara mengalami penurunan sebesar 7% pada hari Minggu penerapan CFD dibandingkan hari Minggu lain. Sedangkan di London, tepatnya di Regent Street, tempat diterapkannya CFD, penurunan kadar gas nitrogen dioksida di udara bahkan mencapai 60% dibandingkan hari sebelumnya.
Di luar hal ini, peneliti menyatakan bahwa ajang CFD tetap bisa memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan lain, mulai dari aspek kesehatan (ajang CFD untuk kegiatan olahraga), aspek sosial (ajang CFD dimanfaatkan untuk menjalin kebersamaan dengan kerabat), dan aspek ekonomi (pendapatan pedagang kaki lima meningkat hingga 80-200% selama CFD).
Meski demikian, tak ada salahnya jika kita terus berusaha agar kegiatan CFD bisa menyumbangkan lebih banyak manfaat bagi lingkungan. Salah satunya dengan lebih sering memanfaatkan sarana transportasi umum untuk bepergian, mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan CFD, serta meningkatkan kesadaran untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dalam keseharian, tidak hanya selama CFD. (f)
Baca Juga:
Benarkah Antibodi COVID-19 Menurun Setelah 6 Bulan? Ini Studinya!
Ketika Pandemi Berubah Menjadi Endemi, Apa Saja yang Berubah?
Mari Pastikan Anak Mendapat Pengalaman Belajar Maksimal Selama Pandemi
Topic
#carfreeday, #krisisiklim