Trending Topic
Wanita Masa Kini Memperhatikan Rekam Jejak KDRT Dan Poligami Calon Pemimpin Politik

26 Jun 2018


Foto : Shutterstock
 
Di masa lalu ada persepsi bahwa wanita itu cenderung memilih calon pemimpin politik yang memiliki fisik rupawan alias ganteng! Tapi zaman sudah berubah, setidaknya dari survei “Pemimpin Pilihan  Perempuan” yang dilakukan oleh Femina Group, Accenture, dan Jurnal Perempuan. Survei yang dilaksanakan secara online pada Maret hingga pertengahan Mei 2018 lalu dilakukan secara kuantitatif, diikuti oleh 1.580 wanita 15 tahun keatas dari seluruh Indonesia. Survei bertujuan untuk melihat sosok pemimpin ideal di mata wanita dan bagaimana wanita melihat dinamika politik di Indonesia saat ini.

Salah satu hasilnya adalah menemukan alasan wanita dalam memilih dan tidak memilih calon pemimpin. Menurut Anita Dhewy, Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan,  secara garis besar dapat dikatakan bahwa kita sekarang berada dalam era keterbukaan dan teknologi. Situasi ini sedikit banyak berpengaruh terhadap kecenderungan perempuan untuk menentukan pilihan dlm pilkada dan/atau pilpres. Akses atas rekam jejak para kandidat, visi-misi-program para kandidat dapat dijangkau terutama oleh perempuan kalangan menengah dan atas di wilayah urban.

"Hal ini memungkinkan masuknya pertimbangan politik yang bijak (dalam arti bukan berdasarkan pada aspek primordial, seperti agama, suku, etnis, daerah, dkk atau orang juga menyebutnya sebagai politik yang rasional) dalam menentukan calon pemimpin," ujarnya.

Anita menambahkan, meluasnya isu feminisme dan berkembangnya kesadaran atas hak-hak perempuan sedikit banyak juga berpengaruh terhadap wanita dalam menentukan pilihan politiknya.  Kriteria calon pemimpin yang tidak berpoligami, tidak melakukan KDRT, tidak terlibat tindak kekerasan terhadap wanita menjadi persyaratan yang dipandang penting oleh sebagian wanita.

Menurut Nia Sarinastiti, Marketing & Communication Director, Inclusion & Diversity Lead Accenture Indonesia, pertimbangan wanita dalam memilih calon pemimpin dan antusiasme untuk ikut Pilkada sudah baik. “Sekarang yang perlu diperhatikan adalah terkait informasi. Accentue melihat bahwa terdapat mereka yang terpapar informasi (informed) dan yang tidak (uninformed),” ujarnya.
Advertisement

Penting bagi wanita untuk mencari informasi yang tepat tentang calon pemimpin yang akan ia pilih. Ini yang menjadi perhatian Nia. “Bagi yang terpapar informasi, sebagian besar memperoleh informasi dari media sosial. Sedangkan kita semua tahu bahwa apa yang ada di media sosial belum tentu adalah hal yang benar sehingga mereka harus ‘melek politik’ dan tidak mudah diarahkan ke kepentingan partai atau individual tertentu,” ujar Nia.

Ia menambahkan, mereka yang mendapatkan informasi adalah pihak yang menjadi penentu karena bisa menjadi pendukung bagi partai/individu. Sehingga mereka inilah yang harus dicari untuk diberikan informasi. Sehingga minat mereka terarahkan dengan baik. Apalagi bila mereka memiliki minat politik.

“Para wanita dalam memilih pemimpin harus memverifikasi dahulu sumbernya. Kemudian dicek apakah visi dan misi dari partai atau pemimpin adalah sesuai dengan prinsip, walau tidak harus menjadi simpatisan dari individu atau partai tertentu,” tukas Nia.(f)

Baca Juga:

Pilkada Serentak Akan Tiba. Ini Pertimbangan Wanita dalam Memilih Calon Pemimpin
Ini Survei Tentang Pemimpin Pilihan Wanita
Tujuh Wanita Calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Serentak 2018. Siapa Saja Mereka?



Topic

#pilkada, #pilkadaserentak, #pilkadaserentak2018, #suaraandaberharga

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?