Melansir Tempo.co, Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengatakan, tindak lanjut terhadap kasus itu melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah untuk menyelesaikan dan mengantisipasinya. "Peran monitoring dan evaluasi lewat penegakan hukum serta penghargaan dan hukuman menjadi bagian yang sangat penting untuk membuat suasana wisata semakin baik," katanya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang juga mengikuti berita tentang kasus-kasus viral itu, menilai, para pelaku usaha itu mungkin tak tahu bahwa saat mereka mematok harga tak wajar kepada pelanggan artinya mereka bukan mendapat banyak keuntungan. Langkah itu justru jadi awal kehancuran usahanya. "Mereka berpikir, nuthuk itu dapat banyak di depan, padahal itu membuat usahanya tidak berkelanjutan karena orang jadi kapok," katanya.
Dari sisi konsumen, Anda yang ingin juga menikmati jajanan kaki lima di kota tujuan wisata tapi takut ‘digetok’ perlu mengantisipasi hal tersebut dengan bijak. Seandainya tempat makan tidak menyediakan daftar harga, tanyakan saja pada penjualnya. Jika angka itu dirasa terlalu mengada-ngada, Anda tinggal keluar dan mencari tempat lain. Namun, bukan tidak mungkin tempat makan lain di sekitarnya juga mematok harga yang kurang lebih sama. Kalau harganya bisa terbilang masuk akal, meskipun standarnya lebih tinggi daripada harga di tempat yang bukan tempat wisata, mungkin Anda tak perlu mencari tempat makan lain.
Baca Juga:
Mau Jajal Naik Gunung Bareng Anak? Ini 5 Hal Penting Yang Perlu Dipehatikan
Jadi Turis di Kota Sendiri, Ini Benefitnya
Bagi Anda Penggemar Selfie, Ini 3 Tempat Hits dan Instagrammable di Yogya
Topic
#traveling, #kakilima, #jalanjalan