Trending Topic
Menciptakan Generasi Inklusif

22 Nov 2019

Foto:NORA
Foto: Debbyani Nurinda
Foto: NORA
Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Indonesia/ Foto : NORA
Esti Amanda Bowo, S.Psi, Pendiri dan Badan Pengelola Harian Sekolah Mengeah Garuda Cendikia/ Foto: NORA
Dr. Aretha Aprilia, ST, MSc., Enviromental Specialist/ Foto: NORA
Karakter anak-anak kita sedikit banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Dalam usaha menciptakan generasi inklusif tentunya harus ada kerja sama yang seimbang antara orang dewasa dan juga anak yang nantinya akan menjadi calon generasi inklusif. 

Topik Creating Inclusive Generation menjadi salah satu topik dalam Indonesian Women's Forum 2019 yang diprakarsai Femina dan digelar 21 - 22 November di Gandaria City Hall. Dalam diskusi yang dipandu oleh Zivanna Letisha Siregar, founder #kitajuara, ditemukan berbagai fakta seputar pendidikan inklusi dan manfaat masyarakat yang inklusif.

Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Indonesia, yang menjadi salah satu panelis dalam diskusi ini memaparkan bahwa dalam proses menciptakan generasi inklusif, perlu adanya wadah yang menampung generasi muda tanpa memilah-milah siapa mereka dan bagaimana latar belakang mereka. 

“Sebagai perusahaan yang mengusung diversitas Sun Life merupakan perusahaan yang anti dalam membeda-bedakan usia, gender, religion, bahkan lifestyle, karena yang dilihat adalah kemampuan mereka. Dalam lingkungan pekerjaan kita harus menciptakan lingkungan kerja yang memiliki kesempatan yang sama,” tegas Elin.

Melanjutkan pernyataannya, Elin juga sedikit bercerita bahwa ia datang dari latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja dan menempuh pendidikan di Indonesia. Dengan kata lain beliau menunjukkan bahwa wanita Indonsia juga mampu memimpin sebuah perusahaan internasional, asal diberikan kesempatan yang sama.

Memiliki latar belakang yang berbeda, Dr. Aretha Aprilia, ST MSc, environmental specialist, berpendapat bahwa dalam menciptakan generasi inklusif, keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak. “Dari kecil saya sudah terbiasa untuk berani keluar dari comfort zone dan berpikir out of the box,” ujar penulis buku Women @ Work ini.

Aretha juga bercerita bagaimana ia menjadi minoritas saat tinggal selama sepuluh tahun di luar negeri, hingga terbiasa menghadapi stigma wanita muslim yang mengenakan hijab dan diperlakukan berbeda di dunia internasional. Hal ini justru menjadikannya pribadi yang lebih fleksibel terutama terhadap siapa kita harus berbicara “Walaupun casing saya seperti  ini, tetapi pola pikir saya internasional,” ujar Aretha.

Tak hanya fisik dan latar belakang sosial, talenta, kebutuhan, dan kecerdasan pun memiliki keberagaman. Semua harus dirangkul, inklusif. Lembaga pendidikan juga berperan dalam membentuk generasi inklusif.

“Banyak anak generasi sekarang yang tumbuh dengan keunikan yang beragam, sedangkan patokan kecerdasan diukur dari nilai-nilai yang menyebabkan anak itu tidak dapat menyesuaikan dengan sistem yang ada” ujar Esti Amanda Bowo, S.PSI Pendiri dan badan pengelola Harian Sekolah Menengah Garuda Cendekia.
Advertisement

Sekolah Menengah Garuda Cendekia inklusi adalah sekolah lanjutan dari SD Kupu-kupu yang menerima anak dari berbagai tingkat macam kecerdasan, talenta dan kebutuhan. Pada dasarnya prinsip sekolah inklusi ini menitik beratkan pada hak semua anak untuk dapat belajar tanpa merasa dibeda-bedakan. 

Lalu apakah dari lahir seorang anak sudah memiliki jiwa inklusifitas ataukah dukungan dari orang tua yang dapat anak tumbuh menjadi anak yang inklusif?

"Anak diibaratkan kertas kosong yang dapat diisi apa saja, sehingga lingkungan berperan penting dalam mengisi akan seperti apa anak itu nantinya.  Namun, jangan memaksakan anak-anak untuk menjadi apa yang orang tua mau,” ujar Esti Amanda.

Aretha juga menambahkan bahwa menanamkan inklusifitas juga dapat berupa menumbuhkan rasa empati, contohnya membiasakan anak untuk bergaul dengan berbagai macam kalangan multi etnis ataupun strata ekonomi yang berbeda. Kemudian pahami bahwa setiap anak perbedaan tingkat kecerdasan. (f)
 
Debbyani Nurinda 

Editor : Nuri Fajriati

Baca Juga:


Merayakan Inklusifitas Dalam Indonesian Women's Forum 2019
Yenny Wahid, Masa Depan Adalah Wanita
Pola Asuh Untuk Maksimalkan Potensi dan Kecerdasan Generasi Alpha


Topic

#iwf, #iwf2019, #IWF19, #IndonesianWomensForum2019, #indonesianwomensforum

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?