Trending Topic
Efek Aturan Baru Dari Pemerintah Amerika Serikat Terhadap Wanita

26 Apr 2018

Foto: Pixabay

Lagi-lagi presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan kontroversial. Baru-baru ini, dikabarkan bahwa Donald Trump telah menginstruksikan The United States Citizenship and Immigration Services (USCIS) untuk mencabut izin kerja bagi pemegang visa H4. 

Pemegan visa H4 adalah dependent spouses alias pendamping seperti anak atau suami/isteri dari pemegang visa kerja H1B, yaitu warga negara asing yang bekerja secara legal di Amerika.

Direktur USCIS Francis Cissna, dalam surat sepanjang tiga halaman yang diberikan ke  US Senate Juiciary Committee pada tanggal 4 April lalu, telah mengkonfirmasi bahwa ini adalah ujung dari nasib para pekerja di bawah visa H4.

Sebagaimana ditulis dalam finance.yahoo.com, para pemegang visa H4 ini diilustrasikan seperti berada dalam ‘sangkar emas’. Selama berpuluh-puluh tahun mereka diperbolehkan tinggal di Amerika, namun tidak diberi izin untuk bekerja maupun memiliki social number security. Di Amerika, social number security memberi jaminan kepada warga negara asing untuk bisa bekerja, mendapatkan jaminan sosial, membuka rekening bank, dan hak-hak lainnya yang sama seperti diterima oleh warga negara setempat.

Sebetulnya, di tahun 2015, pada masa pemerintahan presiden Barrack Obama, para pemegang visa H4 ini diberi izin untuk bekerja secara legal. Namun, dengan adanya kebijakan baru dari regim Donald Trump, maka bisa dikatakan banyak wanita yang mendampingi suaminya yang bekerja di AS akan kehilangan kesempatan untuk mandiri secara finansial, mengingat 80% dari visa H4 yang dikeluarkan dipegang oleh wanita.

Advertisement
Mereka yang paling berdampak adalah wanita asal India, mengingat kebanyakan pemegang visa kerja H1B yang khusus diberikan bagi tenaga-tenaga spesialis di bidang IT, dokter, ahli finansial, dan peneliti-peneliti dari India. Sebuah surat kabar online Indiatoday.in memprediksi aka nada 60.000 lebih wanita asal India yang akan menjadi pengangguran di Amerika.

Seorang profesioanl pemegang visa H4 asal Spanyol Dr. Maria Navas-Moreno yang juga Co Founder of Lever Photonics berkomentar, "Membatasi kesempatan kerja untuk sekitar 100.000 pemegang visa H4, yang sebagian besar adalah wanita berpendidikan seperti saya tentu saja akan berdampak besar pada negara asal pekerja imigran dan juga membawa konsekuensi negatif terhadap ribuan keluarga imigran yang tinggal di Amerika. Kita harus melindungi akses terhadap imigrasi legal yang akan membuat Amerika terus menjadi negara terdepan.”

Poorvi Chotani, pengacara asal Mumbai menyatakan frustasinya: "Ini tidak hanya sebatas kehilangan pekerjaan, tetapi juga perasaan frustasi karena kami berpendidikan baik dan tidak dapat bekerja." Menurutnya ada banyak pasangan dari India yang telah mencicil rumah, atau investasi lainnya yang cicilannya bergantung pada penghasilan dari kedua pasangan. Dengan berkurangnya pemasukan, tentu membuat kehidupan para pekerja imigran ini menjadi sulit.

Situs konsultan hukum hg.org menyebutkan, yang dikhawatirkan dari kondisi itu adalah dampak yang lebih jauh. Dampak terburuk yang bisa dihadapi para wanita ini adalah kebergantungan penuh mereka pada suami dan dampak psikologikal. Para wanita ini menjadi rentan terhadap mental abuse dari pasangan mereka yang memegang kendali penuh atas hidup mereka di Amerika Serikat. Tak heran jika kebijakan ini menjadi kontroversial karena dampaknya tidak sekadar persoalan ekonomi semata. (f)

Baca Juga:
Dilema Kewarganegaraan Ganda & Nasionalisme
Mau Jalan-Jalan Ke Korea Selatan? Kini Anda Bisa Apply Multiple Entry Visa yang Berlaku 5 Tahun
Emma Stone, Donald Trump, James Corden, dan Pope Francis Termasuk 100 Tokoh Paling Berpengaruh 2017 Versi TIME


Topic

#Visa , #ketenagakerjaan

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?