Data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan jumlah lansia (lanjut usia) di Indonesia telah meningkat menjadi 21,7 juta. Angka tersebut diprediksi akan bertambah di tahun 2030 menjadi 40,9 juta. Hal ini menjadi perhatian pemerintah, terutama dalam hal menyediakan layanan kesehatan bagi para lansia.
 
Saat ini, dibutuhkan dukungan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada para lansia. Salah satu program yang digalakkan pemerintah untuk para lansia adalah Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lansia 2016-2019. Salah satunya dengan mengembangkan 2.432 puskesmas ramah lansia dan 76.547 unit layanan integrasi lansia di seluruh provinsi, serta klinik geriatrik (klinik untuk lansia) di 14 rumah sakit.
 
JKN dan Kesehatan Lansia menjadi prioritas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Meski begitu, tantangan yang dihadapi pemerintah cukup besar, terutama dalam hal penyediaan anggaran, infrastruktur pelayanan kesehatan hingga monitoring.
 
Sejak menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 2014, JKN telah berhasil menjangkau 178 juta penduduk. Sekitar 95 juta adalah rakyat miskin yang biaya Penerimaan Bantuan Iuran dibayarkan oleh negara. Dengan angka ini, JKN telah berhasil mengurangi pembiayaan mandiri sekitar 3,5 persen dengan target peningkatan JKN pada tahun 2030.
 
Laporan ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek pada kesempatan Roundtable Discussion di acara Pertemuan ASEAN – Japan Health Ministers Meeting on Universal Health Coverage (UHC) and Population Ageing yang berlangsung di Tokyo, pada tanggal 14-15 Juli 2017. (f)
 
Baca juga:
Ledakan Penduduk dan Bonus Demografi
Lansia dan Beberapa Kategori Penumpang Bebas Biaya Naik Transjakarta
Erninta Afryani Dapat Pelajaran Hidup dari Lansia di Panti Jompo